Saturday, October 22, 2011

Trip TransJakarta

Dachi dan gw sepakat menghabiskan waktu luang dengan efektif: trip TransJakarta. Mengapa? Karena Jakarta ini begitu luas dan gw belom pernah menjajaki semua koridor.
Rute yang sudah hafal di luar kepala:
  • Koridor 9 (Pinang Ranti-Pluit). Pinang Ranti adalah terminal akhir yang terdekat dengan rumah. Pernah pula naik dari shelter ujung ke ujung sewaktu baru pulang dari Pulau Perak. Naik dari Pluit langsung ke Tamini Square. Siang-siang, kursi kosong, wusss wuss wusss. Jakarta seakan kembali ke 10 tahun lalu ketika tidak ada kemacetan parah. Bahagia!
  • Koridor 7 (Kp. Melayu- Kp. Rambutan) adalah langganan pulang ketika SMA. Waktu itu TransJakarta masih baru, jadi bisnya pun masih lumayan nyaman. Cuma kelakuan orang-orang yang ngantri aja masih barbarian. Di shelter Kp. Melayu gw sudah menyaksikan beberapa kecelakaan. Dari orang yang pusing dan muntah karena terhimpit antrian Barbarian (bisnya datengnya lama banget!), kakinya berdarah karena kejepit pintu otomatis, sampe calon penumpang hampir jotos-jotosan dengan petugas karena si penumpang emosi bisnya tak kunjung datang padahal sudah menjelang pukul 10 malam. Beruntung sekarang sudah ada rute PGC-Ancol, jadinya gw bisa ke Gramedia Matraman/ Rumah Riju tanpa harus transit di Kp. Melayu.
Sisa koridor sudah lumayan terjamah sih. Tapi jarang yang sudah dilalui dari shelter awal-akhir. Rasa penasaran ini dimulai saat harus ketemu temen di Utan Kayu + ada kartu pos yang belum dikirim. Gw pun mencoba rute Tamini-UKI(transit naik ke arah Tj.Priok)-Utan Kayu (berhenti sebentar ketemu temen)-Cempaka Mas-transit nyebrang koridor 3-Juanda-transit nunggu bis lain-Pasar Baru. Terharu deh nyobain koridor baru yang sama sekali tidak familier. Denyut adrenalin makin deras saat bis (seperti biasa) tidak optimal fasilitasnya. Gak ada pemberitahuan otomatis "Pemberhentian berikutnya, Halte blablabla". Wah kalo rusak begitu sih orang macem gw yang belom pernah naik bakal celingukan melulu mastiin posisi.

Nah, dari situ gw mengajak Dachi untuk trip TransJakarta ke koridor 3 (Kalideres - Harmoni) dan 8 (Harmoni - Lebak Bulus) dengan tujuan akhir makan Aneka Bubur di deket PIM. Gw sama sekali gak tau/belum pernah ke daerah Kalideres. Belum pernah juga ke Pondok Indah dari arah Grogol (biasanya langsung tol dari Jakarta Timur).

Kami janjian di Kuningan Barat, seperti film warkop, beberapa menit terbuang karena Dachi nunggu di Kuningan Timur dan gw di Kuningan Barat. Tetoooot. Kami melanjutkan perjalanan ke Grogol, lalu transit ke shelter Grogol 2 dan menunggu di barisan menuju Kalideres.

Baru tahu daerah Indosiar, pokoknya Jakarta Barat, banyak juga pemukiman kumuh. Yang pasti sungai-sungai beraroma maut terbentang di hadapan *tutup idung*. Menganggap diri sebagai turis (dari pinggiran Jakarta Timur) gw berfoto-foto. Tiba di terminal Kalideres (shelter ujung) pas tengah hari. Lunch!

Kami melanjutkan perjalanan ke arah sebaliknya dari Kalideres kembali ke Grogol (gak ada kerjaan ye). Dari Grogol kami pindah barisan ke arah antrian menuju Lebak Bulus. Sebenernya penasaran pengen tau dimana shelter Kebon Jeruk sekalian mo ngintip kaya gimana sih Kompas Gramedia, tapi ternyata kelewatan aja udah di Jalan Panjang. Emang sesuai namanya ya, itu jalan panjaaaaaaang banget. Kaya gini kronologinya:

  1. Nengok ke jalan, lihat plang Jl.Panjang
  2. Ngobrol sama Dachi
  3. Nengok ke jalan, masih lihat plang Jl. Panjang
  4. Ngobrol lagi sama Dachi
  5. Seperti nomor tiga
  6. Seperti nomor empat
  7. Seperti nomor tiga
  8. Seperti nomor empat
  9. Terus menerus seperti itu untuk beberapa waktu
Akhirnya kami sampai di Pondok Indah Mal. Butuh toilet untuk membersihkan kotoran hidung hasil kerjasama bulu hidung+polusi udara Jakarta. Daaaaan kejutan yang ada di PIM 1 adalah... ada kantor pos beneran! Terletak di lantai 1 ditunjukkan dengan papan 'Wartel dan Pos' (kira2 begitu), Kantor Pos Indonesia hadir dalam bentuk ruangan kaca kecil. Yang lebih keren lagi, mereka jual kartu pos! Jenisnya beda sama yang ada di Toko Buku, gambarnya lumayan lebih keren, dengan harga 4 ribu. Berhubung bokek jadinya cuma bisa ngeliatin doang. Lanjut ke tujuan akhir, Aneka Bubur!

Dachi memesan Naan pedas, gw memesan bubur spesial.
Ugh. Fix gw mungkin sulit bertahan hidup di India kalo bumbu makanannya kaya gini. Pedes bubuk cabe doang. Genre pedesnya beda sama sambel Bali/Sunda/padang. Beneran cuma cabe doang. Bikin terbatuk-batuk. Di sisi lain Dachi tampaknya sangat menikmati ya :D

Trip TransJakarta akan lebih menyenangkan bila tiket berlaku seharian. Jadi kalo udah keluar shelter masih bisa masuk gratis selama masih ada tiket hari itu. Hemat toh!

1 comment:

nyai dachimah said...

sekali-kali kantor pos fatmawati deh, tempatnya rapi dan nyaman. gw suka duduk2 lama di situ membuang waktu. hahahaha.

menikmati ga ya si nan pedas itu? bingung sih antara menikmati krn lapar atau mungkin gw emang suka2 aja. mungkin harus dicoba ketika lagi ga laper2 banget. hahaha.

 
design by suckmylolly.com