Friday, March 30, 2012

Nyan Cat



Okay, awalnya gw mengira Nyan Cat ini hanya meme tak bergerak alias sekedar gambar kucing yang melayang di angkasa meninggalkan jejak pelangi.
Sampai gw menemukan fakta bahwa si kucing ini berasal dari video. Kalo ga kuat iman, bisa eneg karena lagunya non stop nya-nya-nya-nya-nya dengan suara racikan dari vocaloid. Check it here.

Ada berbagai variasi lagu, mulai dari slowmo, reggae, jazz, sad song, romantic, etc. Lumayan buat bikin pusing kepala (kalo dengerinnya 10 jam).

I've nyaned for 53.4 sec and my brain is about to explode.

Monday, March 26, 2012

Edisi Hardolin

Dahar. Modol. Ulin.
Makan. Pup. Main.

1. Edisi Geng Impulsif
Geng ini terdiri dari para manusia yang fleksibel dan mudah diajak bepergian dalam kurun waktu undangan kurang dari 24 jam. Kegiatan kami adalah makan, makan, dan makan. Sepertinya karena faktor U, kami lebih memilih makanan non fast food demi masa depan cemerlang. Mikir harga juga sih, nyehehe. Akhir-akhir ini restoran favorit kami adalah Ta-Won* (nama disamarkan karena bukan promosi) yang menyediakan menu bubur dengan harga terjangkau. Geng impulsif kadang didominasi oleh sekte program studi Periklanan yang tidak menderita penyakit deadline tulisan ala sekte jurnalisme :p




Edisi after party di Semanggi
Edisi Jurnal+Iklan setelah nobar One Day


2. Edisi Jurnalsista
Jurnalsista hampir lengkap
Makan-makan bareng jurnalsista ini diselenggarakan secara reguler. Pesertanya hampir selalu lengkap, sekelas datang, sebagian membawa pacarnya. Kompak? Hm, gw pikir ini lebih disebabkan faktor makan gratis (maacyih bang Mims~). Sungguh, iming-iming 'ditraktir' itu sangat memperkokoh tali silaturahmi. Sejauh apapun restorannya, tetap akan kusambangi :)) Pertemuan yang paling baru diadakan di Tjikini, kedai asing yang belum pernah gw lihat/dengar/rasakan. Berbagai cemilannya enak-enak! Misalnya pisang bakar dan singkong. Makanan beratnya? Hmm.. kalo bayar sendiri gw lebih memilih mengalokasikan semua duit ke cemilan aja.

3. Edisi RTC
Anak-anak RTC angkatan 2008 sering berwacana untuk jalan-jalan kesana kesini, sekedar ngumpul. Untunglah wacana berakhir dengan eksekusi, dengan target lokasi Taman Mini Indonesia Indah. Gw sebagai preman TMII datang seadanya tanpa persiapan ala turis memberi petunjuk jalan dan tertawa dalam hati saat melihat teman-teman yang excited. Tapi lumayan.. nostalgia saat masuk ke istana anak-anak. Teringat 16 tahun lalu sempat belajar tari jawa di situ (gagal total). Trip ini diakhiri di atas kapal Pinisi yang terletak di depan museum keprajuritan. Angin sepoi-sepoi dan matahari terbenam memancarkan gurat-gurat romantis. Oh yeah, pulangnya mereka numpang makan di rumah gw, menghancurkan segala kerja keras anak rumah tangga :p 


Di atas Kapal Pinisi

Langit sore itu




4. Edisi super impulsif
Malam sebelum Nyepi, gw bertanya pada nona reporter apakah ia juga libur. Tidak, jawabnya. Ya sudah, gw memutuskan untuk ikutan nyepi di hari nyepi (siapkan laptop, harddisk, dan bantal yang empuk). Lagipula gw sudah berprasangka buruk bahwa Jakarta akan tetap macet di hari libur. 

Jam setengah 12 siang si Anggi menelpon.
'Ke Pasar Baru yuk! Gw mau liputan. Ntar kita sekalian main ke Monas dan museum!'
Dalam hitungan detik gw mengiyakan. Matikan laptop, sambar handuk, dan melesat ke stasiun! Super duper impulsif. Tampaknya, tindakan spontan ini telah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Pasalnya, si Anggi ternyata lupa membawa dompet. Bila gw tidak datang, mungkin dia akan bercengkrama dengan geng pengamen demi mendapat ongkos pulang ke Bogor. 

Jalanan menuju stasiun kosong melompong. Selagi menunggu kereta, muncullah seseorang yang familier. Teman kampus yang interaksinya hanya sebatas melemparkan senyum dan menyapa setiap berjumpa. Ia pun duduk di sebelah gw dan untuk pertama kalinya kami pun mengobrol. Seperti teori Lebih-baik-diam-setelah-berkata-halo-ketimbang-basa-basi-bikin-sakit-hati, gw tidak terlalu banyak bertanya hal-hal pribadi seperti udah punya cewe? kapan nikah? udah lulus? udah kerja dimana? dsb. Soalnya gw memang tidak tahu pasti apakah dia lulus bareng gw, atau baru lulus, atau bahkan belum lulus. Seperti biasa, saat ditanya soal kesibukan, gw menjawab sedang menantikan dilamar. Eh ditanggepin serius aja loh. Jadi kapan rencananya nikah? Gw pun terpingkal-pingkal. Setelah hening sesaat (lebih baik diem daripada sok kepo) ia pun bercerita tentang pekerjaannya. Nah, kalo gitu berarti aman kalo kita mulai bertanya-tanya. Kami berdiskusi selama beberapa menit dan berpisah saat keretanya tiba.

Jadi begitu looh, dengan menganut paham perlakukan orang lain seperti kau ingin diperlakukan, tiap ketemu orang, gw memilih stop at Hello. Ada hal-hal yang gak perlu ditanyain kecuali kalo orangnya pengen ditanya :)

Anyway, kencan bersama Anggi terhenti karena mendadak dia disuruh balik ke kantor. Takdir mengarahkan kaki gw untuk menuju Taman Ismail Marzuki karena Della mengabarkan ada kartu pos lucu di sana. Penasaran juga ingin menonton film-film Indonesia yang ditayangkan di Bulan Film Nasional 2012. Apalagi Della bilang dia di sana untuk menonton Kebun Binatang (Postcard from the Zoo). Lucu juga ngeliat pameran poster-poster yang gambarnya terinspirasi dari film-film jaman dulu. Baiklah, ganti haluan, dari main bersama Anggi jadi main bersama Della! Sayangnya, sesampainya gw di sana cuma sempet nonton FISFIC (kumpulan film pendek fiksi horor yang ditayangin di INAFFF) aja. Hati ini bingung memutuskan bakal nonton Kebun Binatang atau gak... Donasi 100rebu lumayan juga buat kantong anak rumah tangga. Kuputuskan...HAJAR! Nanggung lah ya udah jauh-jauh ke TIM, ntar nyesel..






Sayang sekali berhubung filmnya ditayangin malem dan kondisi gw yang uda capek, nontonnya sempet gak fokus. Apalagi banyak shot-shot statis yang rada monoton, kadang gw terkantuk-kantuk di situ. Bahkan gw sampe nyubit diri sendiri biar tetep melek. Ah, pengen nonton lagi! Harus fokus dan konsentrasi sambil mikir untuk nangkep esensi filmnya. Ternyata gw masih belum terbiasa nonton film yang mikir walaupun udah dijejali film Jepang yang bergenre absurd. Apakah film ini bakal muncul di bioskop? Kata Della sih kayanya sulit ya kecuali adegan nuditynya disensor. Eh, kalo bioskop udah menerapkan sistem kaya di luar negeri sih kayanya bisa aja filmnya ditayangin full tanpa sensor. Yang dibatesin ya penontonnya, harus sesuai umur.


Rekor lagi pulang malem dari TIM, jam 10 malem masih di Semanggi. Sebenernya gw gak masalah pulang selarut apa pun, tapi berhubung rumahnya di kampung jam 9 malem aja angkot udah gak beroperasi. Fiuhh. 

Friday, March 23, 2012

Habis Gelap Terbitlah Harddisk

Menghitung hari sampai tiba saatnya majikan kembali (mungkin) membawa oleh-oleh.
One thing for sure, sang Jenderal (suami komandan) memberitahukan perihal oleh-oleh-yang-gw-sebenernya-rada-gak-enak-buat-minta-tapi-tetep-ngarep.

'HDD 1 tera gak ada Nien..'
okay, mungkin 500 giga yang ada kali ya? Itu juga gpp kok.
'... 3 tera gak apa-apa ya?'
'GAPAPA BANGET MAS!'

Matahari seakan bersinar terang menyinari hati gw yang gelap pasca sekaratnya HDD 1 Tera tahun lalu. Welcome back my fangirling life! *siap-siap ngosongin laptop*
Selamat datang pacar baru :))

Thursday, March 22, 2012

Galau yang Sebenarnya

Anak rumah tangga berkhianat beberapa hari terakhir sehingga keadaan rumah menjadi terbengkalai. Apa pasal? Sang tukang jahit mendadak datang, ia pun mengambil alih beberapa pekerjaan seperti memasak dan mencuci piring. Keenakan, anak rumah tangga berleha-leha dan tak berkunjung ke dapur.

Akibatnya, tak ada makanan sehat selain goreng menggoreng (anak rumah tangga pun ada urusan di tempat lain meninggalkan bos sendirian). Dan tadi pagi, bos menelpon temannya. Ngapain? Minta ditemenin ke rumah sakit.

Jgerrrrrrr!

Ternyata semalaman si bos keringetan dan pegal pegal kakinya. Disinyalir karena makannya tak terkontrol -dan nyetop obat obatan karena gak mau ketergantungan-. Tapi untungnya pagi ini si bos terlihat baik-baik saja. Ia pun bilang, kalau temannya tak datang, ia tak mau periksa ke rumah sakit karena both of us have no idea what to do there. Saya pun diam saja (sambil ngepel) karena si bos inisiatif ke dokter aja udah merupakan hal baru. Panik juga sih, tapi stay cool aja karena si bos masih tampak sehat. Lagian kalopun maksa cuma pergi berdua aja tanpa temannya, si bos agaknya enggan.

Kawan bos akhirnya datang dengan tergopoh-gopoh panik. Untunglah si om meyakinkan bos untuk periksa, tak perlu khawatir karena si om akan ngurusin segala administrasi. Knowing I'd be more useful at home, I stayed. Begitulah, daripada ikut ke dokter trus planga plongo sementara rumah kaya kandang sapi, anak rumah tangga beberes aja.

Berusaha ngabarin majikan, smsnya belum dibalas.

Kok masih sempet nulis? Yaaa...lagi nungguin lantai kering. Semoga bos baik baik saja. Anak rumah tangga menunggu kedatangan beliau dengan sebakul nasi hitam yang lebih sehat. Dan rumah yang bersih. Baru aja notice debu di meja tamu setebel debu properti di rumah hantu.

It is so scary when you have noone to rely on.

Empat hari terasa sangat lama. Cepat pulang wahai majikan...

Tuesday, March 20, 2012

Into The White Night: Review


Adalah versi film dari Byakuyakou yang juga disadur dari novel. Tampaknya novel ini sangat laku untuk diadaptasi karena Korea pun telah mengeluarkan versi filmnya dengan judul White Night

Berawal dari iseng-iseng membaca review Shokuzai di Indowebster, eh katanya dorama Byakuyakou juga lumayan menyesakkan jiwa. Plotnya pun menarik: Kedua anak kecil saling melindungi satu sama lain dengan cara membunuh orang tua mereka. Ryouji dan Yukiho memiliki persamaan, anak kecil yang hidup di lingkungan keluarga yang tak ideal. Ibu Yukiho seorang pemabuk. Ibu Ryouji berselingkuh dengan pegawai di rumahnya. Sementara ayah Ryouji ternyata pedofil, korbannya adalah Yukiho yang 'disewakan' ibunya. Ryouji tak sengaja melihat ayahnya berbuat tak senonoh pada Yukiho, tanpa pikir panjang ia menusuk ayahnya dengan gunting.. sampai mati. Yukiho ingin melepaskan Ryouji dari tuduhan dengan memanipulasi ibunya (seakan) bunuh diri, untuk memberi kesan bahwa ibunya lah yang membunuh ayah Ryouji. Tahun demi tahun berlalu, keduanya bertahan sampai batas kadaluarsa kasus. Sementara itu, seorang detektif tetap gigih mencari fakta sebenarnya. Ryouji dan Yukiho berusaha melindungi diri mereka dengan segala cara, termasuk berbuat keji... pada siapa saja yang dapat mengungkap jati diri mereka.

Versi Drama:

Ada peringatan untuk tidak menonton banyak episode sekaligus demi ketentraman jiwa. Bener aja sih, mood gw tersedot perlahan-lahan karena ceritanya agak bikin depresi. Demi kemaslahatan umat, nontonnya dicepetin 2-4 kali lipat. Kecepatan dinormalkan saat ada adegan yang super seru aja. 

Episode dibuka dengan scene final, Ryouji dewasa berlumuran darah. Yukiho pun pergi meninggalkan Ryouji yang sekarat sambil menahan air mata. Flashback.

Air mata banyak menetes saat menonton versi drama Byakuyakou. Pemeran Ryouji dan Yukiho saat masa kecil sempurna! Dilihat dari fisik, Yukiho kecil dan dewasa mirip sekali. Akting para anak kecil ini juga sangat bagus. Gerak-gerik gugup dari Ryouji kecil saat mencoba pedekate dengan Yukiho cukup menggemaskan. Yukiho kecil yang terlihat dingin pun lama kelamaan bisa tersenyum dan bermain bersama Ryouji. Pokoknya chemistry mereka super oenjoe. Ryouji yang periang menjadi murung saat Yukiho mendadak tak mau lagi bermain dengannya setelah mengetahui bahwa ayah Ryouji adalah om-om gatel yang paling ia benci. 

Mungkin karena durasi drama yang lebih panjang dari film, cerita bisa lebih dieksplorasi. 5 W 1 H di balik pertemanan Yukiho dan Ryouji dibahas tuntas. Ryouji (Yamada Takayuki) ingin melindungi Yukiho dengan segenap cara karena Yukiho (Ayase Haruka) telah menumbalkan diri (membunuh ibunya) demi menguatkan alibi Ryouji.  Yukiho segera pindah ke tempat lain dan berganti nama. Namun, aib masa lalu terkuak juga. Yukiho digencet oleh teman-temannya sebagai ‘anak dari pembunuh’. Ryouji tak sengaja bertemu dengan Yukiho beberapa tahun kemudian (sebelum mereka berpisah, mereka berjanji untuk bersikap tak kenal satu sama lain di masa depan). Pertemuan mereka cukup mengharukan dengan ‘kata sandi’ di masa lalu. Keduanya tetap berhubungan satu sama lain secara diam-diam. Ryouji mencoba membahagiakan Yukiho sekuat tenaganya dengan cara apapun, termasuk menculik tukang bully Yukiho, membiusnya, lalu memotretnya dalam keadaan tak berbusana. Semua itu direncanakan oleh Yukiho yang ingin membalas dendam. Dalam hati kecil Ryouji sudah ada keinginan untuk menyerahkan diri pada polisi. Namun Yukiho bersikeras untuk tetap 'bersembunyi' sampai kasus mereka kadaluarsa. Yukiho ingin menunggu sampai tiba saatnya ia dan Ryouji bisa hidup dengan bebas tanpa dikejar-kejar dosa masa lalu. Akting Ayase Haruka sebagai Yukiho jempolan! Ia bisa terlihat inosen dan juga menyeramkan di saat yang sama. Tanpa aksi angkat-angkat alis seperti ibu pejabat yang heran. Tanpa mata melotot berlebihan. Senyuman manis Yukiho (Ayase Haruka emang cantik banget kalo senyum) yang berganti wajah datar dengan sorot mata tajam penuh arti dalam hitungan detik membuat gw selalu deg-degan, apa lagi yang akan terjadi? Siapa yang akan dibunuh? Mau ngapain lagi Ryouji? Mau ngapain lagi Yukiho? Tim ini saling bahu membahu melukai/bunuh/perkosa orang yang berpotensi menguak kebenaran masa lalu. 

Yukiho dapat hidup dengan 'normal' dengan sokongan Ryouji. Ia menggelapkan uang demi membayar uang kuliah Yukiho. Sebaliknya, Yukiho juga sudah berencana membalas budi dengan menikahi temannya yang kaya raya tanpa cinta demi satu tujuan: mengembalikan Ryouji ke kehidupan normal lewat koneksi suaminya.

Sedih melihat mereka berdua sama-sama tidak bahagia demi menyenangkan satu sama lain.
Saat semuanya terlihat akan baik-baik saja, sang detektif mulai menemukan fakta-fakta yang menyedihkan dan mengejar-ngejar mereka agar menyerahkan diri pada polisi. Sang detektif (yang sebenarnya berniat baik) terlihat seperti antagonis di sini. Gw cuma pengen tereak, 'LET THEM ALONE, WILL YOU?'. Pokoknya tiap si detektif beraksi, mengintai, ngumpulin data, gw sebel banget. Ini orang gigih banget yak?

Jumlah pemain yang berinteraksi membentuk benang-benang merah jauh lebih banyak di drama (iya lah!). Eksistensi novel Gone With The Wind mempengaruhi masa depan mereka kelak. Ibu penjaga perpustakaan menjadi satu-satunya saksi mata dari eratnya persahabatan Yukiho-Ryouji. Ia bagaikan pengganti orang tua mereka, selalu mengawasi dan memberi nasehat. Takashi Kashiwabara juga tampil ganteng sebagai salah satu cowok yang ditaksir Yukiho (dan membuat Ryouji cemburu sampai edan).

Versi Film:
gambar diambil dari sini

Perubahan jaman dari masa mereka kecil, SMA, kuliah, sampai dewasa diwakili dengan setting, wardrobe, dan gaya rambut yang sempurna! Rasanya seperti melihat album foto si Mamah dari jaman belom nikah, baru nikah, punya anak dua, sampai diriku lahir. 

Menarik sekali rasanya menonton film ini karena banyak unsur yang berbeda dari versi doramanya. Alurnya kurang lebih sama. Beberapa tokoh tak ada, namun tak masalah karena ceritanya sudah dimodifikasi. Misalnya, lelaki yang dinikahi Yukiho dan lelaki yang disukainya (selain Ryouji) adalah dua orang yang berbeda, namun di film kedua karakter itu digabungkan dalam satu orang. Penokohan kedua karakter utama pun berbeda.

Ryouji di drama terlihat sisi humanisnya, panik saat berbuat kriminal, ingin menyerahkan diri pada polisi, cemburu buta saat Yukiho suka lelaki lain, ganas saat disakiti, dsb.
Gambar dari mysoju.com

Ryouji di film (Kora Kengo) digambarkan dingin, tak berekspresi seperti robot, hampa, nurut sama semua perintah Yukiho untuk menyakiti beberapa orang. Dalam beberapa scene, dia liar. Kengo emang cool gitu jadi semuanya sah-sah saja di mata gw.

gambar dari sini


Yukiho di drama adalah sosok yang ditindas. Dari luar terlihat manis, namun dendamnya luar biasa. Perubahan emosinya turun naik, namun ia bisa berakting menjadi super ramah pada semua orang. Manipulatif dari nangis-nangis sendu diakhiri dengan senyum manis devilish. 

Yukiho di film... Maki Horikita. Cantik, bener-bener cantik. Tapi, yahh seperti biasa komentar gw sama akting Hormak: datar. Oke, kebetulan di film ini emang digambarin datar. Lebih tepatnya elegan. Di film, lagaknya kaya tuan putri. Purrrfect. Manipulatifnya ditandai dengan ekspresi dan intonasi datar. Cantik tapi jahat. Tapi jahatnya itu diem banget lah ekspresinya. Lack of emotion. Kayaknya muka gw kalo lagi diem aja mengandung lebih banyak ekspresi daripada doi. Mungkin emang perannya harus seperti itu. Atau gw emang sensi aja sama aktingnya. Apa ya, pokoknya mukanya gitu-gitu aja. Senyum cantik, senyum cantik, suara datar (kaya intonasi kalo gw lagi nahan pup di jalan), muka datar, muka datar, muka datar, muka cantik. 

Interaksi Ryouji-Yukiho di drama: Saling berkorban satu sama lain. Yukiho kadang lebih keji dan memaksa Ryouji untuk mengikuti rencana jahatnya (yang kadang dilakukan setelah berantem protes dsb).

Interaksi Ryouji-Yukiho di film: Ryouji berkorban total, Yukiho 'sedikit' berkorban (menyetujui ide untuk ngebunuh ibunya), sisanya sih dia tinggal nyuruh Ryouji untuk ngelakuin ini-itu (yang dilakukan tanpa protes). Yukiho is the princess, Ryouji is the kacung.

Detektif di drama: Alamakkk agresif sekali. Penampakannya sih antagonis ya. Hubungan dia dengan Ryouji-Yukiho terlihat lebih dalam di sini. 

Detektif di film: Jinak-jinak merpati. Imej berwibawa om Funakoshi Eichiro rusak sama ingatan gw saat dia jadi guest star di acara Arashi. 


Begitulah. Gak perlu mikir berat saat nonton filmnya karena sudah paham inti ceritanya lewat drama. Kalo langsung hajar nonton pelemnya jadi rada mikir kali ye untuk ngerti plotnya. Ternyata Kora Kengo masih tetap mencari peran yang aneh-aneh. Gw pengen liat dia akting jadi lelaki idol gitu deh, gapapa deh cerita agak picisan yang penting cowo normal, bukan yang psikopat atau yang lidahnya bercabang (Snake and Earring). Ayase Haruka cocok berakting jadi apa pun, imut, bodoh, kaku, luwes, binal, maupun jahat. Yamada Takayuki aktingnya bagus! Gw cuma gak suka alisnya. Tebal (gak masalah) dan dibentuk (sangat masalah) Maki Horikita? Cantik. Akting? .... *mohon ampun pada fans HorMak*

Sunday, March 18, 2012

Vitamin C si Bos

Tadi siang majikan menelepon ke hp. Panik. Bertanya mengapa telepon rumah tak diangkat. Ah, baterai lemah sehingga deringnya tak terdengar sampai kamar. Bertanya lagi kabar bos besar, 'lagi tidur' lapor saya. Majikan memutuskan untuk menelepon ke rumah untuk berbicara dengan bos besar.

Anak rumah tangga berlari ke bawah... dan menemukan bahwa tidak ada siapa-siapa. Lihat jam. Zuhur. Sepertinya bos ke masjid. Telepon rumah berdering, sigap diangkat. Laporan investigatif tentang kinerja anak rumah tangga dibeberkan. Baru saja mulai bergosip, bos besar pulang. Begitu diberitahu bahwa majikan menelepon, dengan tergopoh-gopoh bos besar masuk rumah sambil meletakkan belanjaan (labu untuk dikukus, cemilan sehat).

Anak rumah tangga mengintip sambil cekikikan dalam hati melihat bos besar yang berseri-seri, seperti mendapat telepon dari gebetan semasa pdkt. Selagi bos besar melepas rindu bercakap-cakap, anak rumah tangga kembali ke posnya untuk melanjutkan stalking blog orang baru yang menarik kegiatan.

Cukup satu telepon untuk membuat mood bos besar ceria sepanjang hari YoYo & CiCi emoticon

Besok masak apa ya?

Panasin sisa sayur aja deh *mulai malas*
Goreng tahu.
Kukus kentang.
Kukus labu.
Rebus telur.

Habis yaa.. resep sayurnya sih gampang banget, tinggal potong-potong dan masukin ke panci. Nah motong-motong ini lumayan ribet ya. Kaya piknik deh di dapur sampe ngegelar kertas koran penuh bayam, jagung, dan wortel (biar lantai gak kotor). Entahlah apa hanya perasaan gw saja, tapi kok bayamnya rada bau-bau sapi/kambing gitu lho. Apa ditanem dengan pupuk kompos?

Hari inih sama sekali belum nonton variety/dorama apapun belajar bahasa Jepang! Eh, nonton sesuatu ding. Di tipi. Rekor banget, udah jutaan tahun gak nonton tipi. Tadi pagi nonton acara masak Farah Quinn. Tante... wardrobe ambil dari Moschic aja yuk biar pori-pori bisa nafas dengan baju yang agak longgar. Saya rada jengah liat yang terlalu ketat-ketat, termasuk celana jins ketatnya Ricky Martin/Sho YoYo & CiCi emoticon

Kedai 1001 Mimpi: kesan-kesan

Seharian menghabiskan waktu untuk membaca buku Kedai 1001 Mimpi, kisah nyata Vabyo yang menjadi barista di Arab Saudi, sekali baca gak bisa dilepas sampe halamannya berakhir.
taken from here
 
Selain karena ceritanya memang seru, kisah-kisah Vabyo mengingatkan pada rumor-rumor dan keparnoan gw selama di Oman setahun lalu. Ada faktor kedekatan tersendiri yang membuat gw bisa membayangkan betul-betul deksripsi yang diutarakan Vabyo tentang kehidupan di Arab Saudi. Sama seperti Vabyo yang sering digodain om-om Arab berbulu, gw juga merasakan pandangan jelalalatan umat Arab Oman dan orang-orang India di Lulu Hypermarket -yang dengan super khusnuzon gw pikir mereka mengira gw adalah Aishwarya Rai-. Tapi setelah membaca tuntas, teringat perkataan kakak yang bilang kalau orang Arab di Oman relatif lebih ramah dari Emirat. Saat gw dengan emosi curhat karena mendapat perlakuan semena-mena di Abu Dhabi (dikuntit petugas India dengan pandangan curiga di minimarket seperti kesannya gw mau mengutil, pelayanan super tidak ramah dari kasir Filipina), kakak gw cuma nyengir sambil bilang: 'Welcome to Abu Dhabi! Wah.. lebih parah lagi kalo di Saudi, Nien.'. Haduuuh, rasanya sakit hati banget deh diperlakukan sebagai warga pendatang kelas rendahan gara-gara muka melayu. Padahal si Filipina juga melayu! 

Dan ya, gw seperti mencocokkan pengalaman di Oman serta potongan informasi dari kakak gw seputar kehidupan penduduk Arab dengan apa yang ditulis Vabyo. 
Bahwa mereka levelnya superior dari pendatang, check! 
Bahwa parfumnya super menyengat, check! 
Bahwa bangunannya berbentuk kotak-kotak tanpa atap, check!
Bahwa anak mudanya hang out rame-rame naik mobil keren sambil dengerin musik ajeb-ajeb (versi arab, jadi kaya qasidah) dengan volume yang bisa ngalahin pesta 17an, check! 
Bahwa sorban, gamis, dan abaya merupakan pakaian biasa, bukan baju yang menunjukkan tingkat kesucian seseorang, check! 
Bahwa cara berbicara orang Arab seperti orang marah-marah, check!
Bahwa bete rasanya kalo lagi argumen sama orang Arab terus mereka teriak-teriak 'Khalas! Khalas!' (Finish). Mangkel. Jadi inget waktu gw bales tereak-tereak juga di bandara, muhehehe.
Bahwa para lelaki bertegur sapa dengan mengelus jenggot rekannya ('Geli banget liatnya, Nien' komentar si teteh liat suaminya pegang-pegang dagu lelaki lain dengan mesra), check! Payahnya gw belum pernah melihat langsung nih adegan mesra antar lelaki dan jenggotnya.

Gw juga belum pernah melihat cewe-cewe bercadar tiba-tiba ngelepas abaya dan memperlihatkan gaun-gaun seksi seperti yang disaksikan Vabyo. Padahal penasaran banget karena sekalinya liat cewe, semua bajunya item-item gombrong tapi dari sela-sela bawah gamis terlihat sekelibatan celana jins tiap mereka melangkah. Kata kakak gw sih, kalo abaya memang tradisi dan wajib dipakai, tapi cadar itu artinya dia benar-benar menutup aurat. Nah, apakah ini hanya berlaku di Oman? Entahlah. Tapi dari keseluruhan cerita, walaupun gak semua orang Arab Saudi itu merasa superior, gw bisa bilang kalo di Oman memang relatif lebih ramah. Kayaknya agak gak mungkin deh ada bapak-bapak yang menyapa gw dengan ramah di Saudi tanpa maksud kotor (di Oman pernah sekali, terus gw mangap-mangap bego karena gak menyangka bakal ada yang baik sama wajah melayu). Ada juga sih India yang menyapa 'Apa Kabar' di minimarket pom bensin (kayanya gara-gara gw pake baju barong), tapi berhubung udah super parno jadi gw cuekin aja. Sampe sekarang belom yakin tuh itu beneran menyapa atau ngajak berzina.

Tapi emang ya, kelakuan orang memang aneh-aneh kalo gak ada lagi yang bisa diperjuangkan. Orang-orang Arab kan tajirnya melintir dari sumber minyak. Duit udah punya, gak perlu susah-susah kerja. Terus bingung mau ngapain. Pelariannya ya bisa jadi ngaco-ngaco. Yang cewe sibuk gendutin badan sama berpesta pora. Tapi ya, kalo liat hukum di Saudi kok rasanya gak beda sama jaman jahiliyah ya? Kok aturan buat cewe-cewenya bener-bener mengungkung gitu. Bersyukurlah di sini cewe bebas mau ngapa-ngapain, nyetir sendiri aja gak pake dirajam tuh.

Oiya terlepas dari isi buku, gw suka faktor-faktor teknis seperti jenis kertas yang dipake buat sampul + isi dan tipe font yang dipilih. Keliatan gitu ciri khas terbitan Gagas Media yang menurut gw kemasannya lumayan bagus-bagus.

Maaaakk...jadi pengen main ke Oman lagi. Ngomong-ngomong majikan kemarin malem udah nyampe ke Oman tuh. Ihhh...Sementara majikan akan bersenang-senang di Oman dan negara tetangganya, anak rumah tangga baru bisa ngebayangin lewat buku.

Bah, kelamaan baca buku jadi belum menunaikan tugas nih! Masak udah (mengukus labu dan kentang, menggoreng ikan peda, menyalakan rice cooker), tapi belum menyapu, mengepel, mencuci, dan mandi, hihihi. Hari inih akan mencoba resep sayur bening ala Bos Green Tea Macchaya

Saturday, March 17, 2012

Anak Rumah Tangga Part 4

Kemarin, anak rumah tangga berhasil memasak tumis cumi asin cahe hijau untuk pertama kalinya! Uhuuuuuuuy. Enak loh selama ada jahe, lengkuas, dan bawang putih. Masih ada satu bungkus cumi asin dan cumi basah, dimasak jadi apa ya? Ikan selarnya kurang asoy. Mungkin saat makan itu gw selalu terbayang penampakan saat mereka masih mentah. Hoeeek. Si bos bahagia karena digorengin ranginang juga (baru nemu di kulkas).

Sekarang udah ada pembagian tugas nih, si bos kebagian jemurin baju, ngangkat jemuran, dan nyuci piring (kalo anak rumah tangga sok sok gak liat ada cucian numpuk). Bos juga mendeklarasi bahwa beliau mau menyetrika (bajunya sendiri) yang didukung sepenuhnya oleh anak rumah tangga. Lagipula majikan sudah berpesan, baju di rumah yang kaos-kaos sih ga usah disetrika. Ya kalo mau pergi deh baru setrikain tuh baju. Bahiklah Nyonya..

Pagi ini rada ga enak tenggorokan, jadi si bos terpaksa masak telor ceplok sendiri. Hubungannya apa sama sakit tenggorokan ya? Yah pokoknya sedikit kesiangan dan gak sanggup langsung kerja rodi pagi-pagi (loh ini sempet ngetik). Tadi malem stres nyariin installer portable adobe premiere element ngaco semua, crash semua. Gatau laptopnya yang gak kuat apa gimana, rasanya capeeeek banget nyarinya. Huhuhu. Heleeeep. Perasaan kalo nyari link donlotan alaci ga sesulit ini deh.

Mood anak rumah tangga terganggu banget sama plot drama Jepang Byakuyakou yang kemarin baru saja selesai ditonton. Aduh itu pada sakit jiwa semua deh pemerannya. Inti cerita kelam semua. Gw nonton dicepetin empat kali lipat aja merasa emosi jiwa, apalagi kalo nonton dengan kecepatan normal? Huwaaaa. Makin sebel karena link muvinya belum ada yang paket hemat. Eh, kaya sempet aja nonton banyak nih. Walaupun masih berhimono onna, berhubung sudah ada tugas tambahan sebagai anak rumah tangga, waktu untuk belajar bahasa Jepang makin berkurang nih.

Tadi malam gw mimpi aneh banget. Ceritanya Harry Potter diremake dengan gaya modern gloomy. Bukan di kastil, tapi ya kelas biasa. Kelasnya kaya sekolah yang mau roboh. Jelek dan reyot. Gw termasuk salah satu murid, terus disana ketemu temen SMA yang jadi kurus dan ganteng. Setting berubah ke tempat main bowling. Tapi ada beberapa tempat untuk bermain tenis meja. Figuran yang muncul adalah gebetan jaman muda (di dunia nyata, dulu kami memang pernah main tenis meja di sekolah). Ihiiii.. Itu udah lama banget tapi keinget lagi deh. Ceritanya gw mencoba menjatuhkan pin pin bowling pake bola tenis meja. Oh terus Riju juga muncul, dia tiba-tiba ditelpon kedutaan Jerman. Pas ditanya kenapa, dia bilang kedutaan Jerman mau ngasih kabar tentang jam les bahasa Jepang. Dalam mimpi fakta bahwa kedubes Jerman nyediain les bahasa Jepang sama sekali tak mencengangkan.

Thursday, March 15, 2012

Anak Rumah Tangga Part 3

Yeaaay.. hari ini anak rumah tangga bebas tugas dari beberes rumah! Dari pagi hingga petang bercengkrama dengan kota Jakarta demi masa depan cemerlang. Tsahhhh. Sorenya hang out di...Tamini Square! Maklum orang pinggiran. Kalo mau sok-sok gaya nongkrong di PIM ato Senayan rada susah pulangnya ya. Bisa-bisa depresi di usia dini.

Nah, setelah bersenang-senang anak rumah tangga kembali menunaikan tugasnya, yaitu menyiapkan bahan masakan. Karena sering dikecewakan stok di warung yang tak lengkap, maka anak rumah tangga menyambangi supermarket untuk.... berbelanja ikan. Udah siap sedia banget disapa dengan sebutan 'ibu' oleh para petugas di bagian ikan-ikanan. Dengan level memasak super beginner, anak rumah tangga sementara ini hanya bisa menggoreng ikan. Nah, salah satu ikan yang nikmat untuk digoreng kering adalah ikan selar. Anak rumah tangga baru berkenalan dengan ikan ini beberapa bulan lalu saat dibawa majikan ke supermarket jumbo. Tapi setelah dipikir-pikir, ternyata anak rumah tangga telah mencicipi ikan selar semenjak mencicipi (baca: meminta-minta) bekal Riju sejak SMA. Uwahhh, rindunya pada ikan selar bumbu balado ala Sumatera!

Dengan bantuan dari Tisha, yang handal soal musik tapi sama tidak berkutiknya tentang dunia perdapuran, kami memilih-milih ikan. Barusan ikannya sangaaaat imut bentuknya. Perbandingannya begini, ikan yang biasa disajikan di rumah Riju adalah versi dewasa. Yang tadi dibeli adalah ikan yang baru lulus SD. Kecil! Saking entengnya, enam ekor ikan hanya berharga tiga rebu perak!

Setelah itu target beralih ke gundukan cumi basah. Anak rumah tangga sudah punya rencana menu di dalam pikirannya (cumi cabe hijau), namun ia belum terlalu mengerti cara membersihkan cumi yang baik dan benar. Saran brilian dari Tisha adalah:

'Cari aja tutorialnya di youtube. Gw aja belajar pake eyeliner dari tutorial youtube, masa nyuci cumi ga ada tutorialnya di youtube?'

Tetapi setelah saya mencari ke sana ke mari tidak ada tuh tutorial membersihkan cumi di youtube.

Fokus ah. Oiya, kemarin anak rumah tangga hampir pingsan di dapur karena melihat gundukan hitam-hitam menjijikkan yang ternyata merupakan jenazah dari bumbu dapur semacam jahe, lengkuas dan sebangsanya. Nampaknya gundukan itu telah berumur panjang, mungkin berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Udah jadi mumi saking gak pernah dipakai. Maklum, sang majikan lebih sering bergaul di sekitar mesin jahit daripada kompor. Selain itu, sebenarnya perlu lengkuas untuk membuat cumi cabe hijau. Oh tetapi, anak rumah tangga LUPA lengkuas itu yang seperti apa. Kalo digugling sih bisa dibayangin ya, tapi penampakan lengkuas yang ada di dapur itu jauh dari aslinya. Namanya juga sudah mumi. Jadi terpaksa dibuang dan harus beli lagi. Tadinya mau beli di warung saja, namun anak rumah tangga khawatir akan diremehkan bila muncul percakapan seperti ini:

'Bang, beli lengkuas.'
'Itu mbak pilih aja.' *nunjuk gundukan rempah-rempah di meja warung*
'.....' *mati gaya* '....lengkuas yang mana ya mas?'
'...............................yang ini mbak.'
Warung pun hening, seluruh ibu rumah tangga dan para pembantu yang sedang berbelanja akan melirik dengan pandangan yang menusuk.

ITU adalah skenario terburuk yang gw bayangkan.
Lalu, gw bertanya pada si bos besar, apakah beliau tahu mana penampakan lengkuas. Si bos hanya nyengir tanda menyerah.

Satu-satunya jalan agar tidak merusak harga diri akibat kurangnya pengetahuan tentang lengkuas adalah membelinya di supermarket. Jelas, ada label di setiap barang.

Berkat display cantik di supermarket, kini anak rumah tangga bisa mengenali lengkuas. Salam kenal!

Menurut pakar ekonomi, orang yang penghasilannya sedikit lebih baik berbelanja di warung saja. Mengapa? Karena di warung kita bisa menahan diri, berbelanja secukupnya. Kalau di supermarket? Wah.. kalap. Maka dari itu, anak rumah tangga membatasi belanja di supermarket hanya untuk barang yang memang tak ada di warung.

Pulang, di angkot sudah ada berderet ibu-ibu yang juga membawa kantong belanjaan. Somehow anak rumah tangga merasa powerful. Kalo gw gak nenteng-nenteng keresek, ente gak akan bisa makan! Nyeh! Padahal setelah dua hari yang lalu debut memasak sendiri tumis pare dengan ikan teri medan, makanannya gak laku!

Begitulah perjuangan anak rumah tangga hari ini. Esok ku akan berdoa agar bisa membersihkan cumi-cumi dan ikan selar dengan sempurna sehingga tidak ada orang yang akan keracunan. Amin.

Dan anak rumah tangga kini sangat rindu pada majikan. Nyonya...cepet pulang... saya bingung ngurusin orang yang bayar jahitan...

Ngomong-ngomong kemarin gw sengaja membuat kericuhan di Oman dengan menyuruh si teteh segera OL ym. Ceritanya sih ada sesuatu yang gak bisa gw handle sendirian, dia segera menelpon dan mengecek situasi. Long story short, demi memotivasi gw untuk bisa tegar menjadi anak rumah tangga sampai majikan pulang, dia menawarkan mau oleh-oleh apa (dengan intonasi rada malas-malasan).

(Komandan) Mau dibawain apa lu?
(Anak Rumah Tangga) Huh, gak usah. Gw lagi gak pengen apa-apa.
(K)Ntar kalo mau sekalian dititipin ke mamah.
(ART) Huh, gak usah *sok gak mau*. Gw lagi gak pengen....eh, gw pengen harddisk eksternal boleh ga? Mahal tapi. Sejuta gitu.
(K)Yaudah lo kasitau aja mau model yang mana.. Tapi isinya jangan film doang! Apa kek gitu yang bermanfaat, biar gw yang ngasih juga dapet pahala gitu.
(ART)  *berpikir keras* okelah tambah film arab aja kalo gitu.
Komandan pun hening...

I don't always ask for something, but when I do it's always expensive YoYo & CiCi emoticon

Tapi rada gak enak juga sih minta beliin ini itu. Walo kata majikan sih wajar kalau adik minta sesuatu sama kakaknya, minta aja yang banyak, Neng!. Pengennya juga beli sendiri hasil menjual lemak jenuh yang berlebihan di seluruh tubuh. Tolonglah para ilmuwan, buatlah teknologi baru pil berisi lemak yang bisa dikonsumsi orang-orang yang tak bisa gemuk. Lemak saya bisa dijual mahal seperti daging sapi wagyu.

Ih, ini sindrom menuju lulus dari fase remaja (akhir) deh, udah mulai mikirin enak gak enak sama orang. Biasanya kan oportunis lanjut teruuuuuuus.

Besok harus sukses bereksperimen memasak cumi-cumi~YoYo & CiCi emoticon

Wednesday, March 14, 2012

Anak Rumah Tangga Part.2

Kemarin anak rumah tangga berhasil menunaikan tugas mulia lap-lap, menyapu, mengepel, dan cuci piring sebelum pukul 7 pagi. Gaya gak tuuuuh~ Udah berlenggak lenggok ala Inem pelayan seksi sebelum matahari terbit.

Habis itu masak. Yang belanja makanan si bos, sekalian beliau jalan-jalan ke masjid (warung sayur deket mesjid). Masaknya cuma goreng-goreng gitu sih dengan sedikit kreativitas pake tepung bumbu. Goreng yang simpel-simpel aja karena udah ada sambel terasi siap saji yang membuat semua makanan jadi lebih enak.

Hari ini anak rumah tangga mau absen nyapu ngepel karena (sepertinya) masih bersih. Sebagai gantinya, pagi-pagi buta anak rumah tangga menempuh perjalanan di tengah hujan rintik-rintik menuju warung sayur. Lalu sibuklah goreng-menggoreng untuk si bos dan tukang jahit. Selanjutnya, lanjutkan donlotan.

Sekarang yang dipusingkan -selain internet yang sering mati- adalah: mau masak apa ya?
Lebih sulit lagi karena skill masaknya cuma bersinar di game Cooking Mama.

Monday, March 12, 2012

Kembalinya Anak Rumah Tangga

Yooow! Saya kembali menjadi cinderella upik abu! Tidak ada koki, tidak ada tukang sapu, tidak ada tukang ngepel, tidak ada tukang cuci, tidak ada tukang menyetrika!
Sehari saja absen jadi tukang beberes, hancur berantakan seisi rumah. Tumpukan jemuran, debu yang selalu datang tiap hari, ah pokoknya kalo pecinta kebersihan mampir ke sini, dijamin alergi.

Silakan bayangkan scene di Nobody Knows saat anak-anak itu sudah ditelantarkan berbulan-bulan oleh ibunya. Yah, gambaran keadaan rumah ini mirip seperti itu deh.

It'd be easier if I'm alone here. Terserah gw mau makan apa, masak apa, beli apa, nyapu dan ngepelnya kapan, yang penting pas majikan pulang rumah udah kembali cantik.

Eh tapi bos satu lagi tetep di rumah. Anak rumah tangga jadi menambah tempat gaul: tukang sayur. Gak mungkin dong menyajikan mi instan (selama beberapa hari) pada bos. Tidak sehat! Ah, bingung mau masak atau beli makanan apa. Tadi sudah gw bawain berbagai kue basah tidak disentuh sama sekali. Kan mubazir (padahal itu duitnya bos). Serba salah deh, beli makanan gak dimakan. Gak masak ya gak makan juga. Si bos ditanya mau makan apa, jawabnya terserah gw aja. Lah tapi makanan yang gw mau tidak baik untuk kesehatan bos. YoYo & CiCi emoticon*ngemil harddisk* Intinya adalah anak rumah tangga gak bisa berbuat seenaknya karena punya tanggung jawab ngurusin orang rumah juga.

Mikirin besok harus ngapain udah bikin pusing kepala:

Nyapu
Lap-lap
Ngepel
Nyuci piring
Nyetrika (kalo rajin) / lipetin baju (kalo males)
Ke warung (kalo rajin) / goreng seadanya (kalo males)/ puasa (kalo lebih males)

Terlihat simpel ya? Kerjaan sepele buat ibu rumah tangga sejati.

Well, ini tantangan baru. Ngerjainnya sendirian. Seisi rumah. Sebagai pembanding, gw cuma beresin kamar bisa aja jadi seharian (karena banyak distraksi). Cuciannya segambreng. Debunya tebal (ngepel lebih menyenangkan daripada nyapu yang debunya beterbangan). Ngepel biar super bersih mungkin harus sampe 2-4 kali. Baru dipel debu udah masup lagi, ngebul lagi, kotor lagi. Lingkaran penuh cobaan. Jangan-jangan debu bertambah gara-gara jalan deket rumah (jalan komplek yang kecil, bukan jalan raya) kini selalu dilewati mobil-mobil yang mengantar anak-anak Korea sekolah. Di dekat rumah memang ada sekolah internasional gitu. Berkat tak berfungsinya bis sekolah (gw juga gak tahu sih ada atau gak), tiap pagi dan sore jalan kampung macet dengan mobil-mobil yang isinya cuma supir + anak korea. Coba kalo ada bis sekolah, puluhan sampai ratusan mobil bisa digantikan dengan beberapa bis saja. Polusi udara di lingkungan sekitar pun berkurang. Otomatis debu yang mampir ke rumah gw juga sedikit. Sehingga menyapu sekali sehari sudah cukup.

Anak rumah tangga harus babysleep nih biar besok bangun (sebelum) subuh untuk menyelesaikan tugas mulia sepagi mungkin. Bila kerjaan selesai, tugas sebagai fangirl dan NEET turut mengantri. Oh, sibuknya.

Friday, March 9, 2012

Went to Go Gel



So, Kartu Pos Sayah is featured on this magz. Sepenuhnya berkat takdir dari google yang menghubungkan jemari seorang reporter pada blog kartu pos saya. Asli tanpa bau-bau KKN walau seorang kawan juga kerja disono. Bahkan si temen baru tahu kartu-pos-sayah mau diliput reporter lain saat rapat redaksi. Ngakaklah dia begitu tahu blog-kartu-pos itu adalah milik saya. Sungguh suatu kebetulan.

Pesan moral?
1. Alhamdulillah gak usah daptar make over udah didandanin gratisssss.
2. Janganlah memaki model karena berpose itu ternyata sulit. Janji takkan meremehkan Sho yang selalu terlihat kaku di foto.
3. Memakai bulu mata palsu serasa punya cileuh (tahi mata) yang menempel sepanjang waktu.

Penasaran kan gimana hasil potonya? Jangan lupa baca doa biar gak jantungan.

Imej asli tanpa rekayasa
Imej penuh rekayasa (setelah fotografer terlihat putus asa melihat imej asli)

Yah, kalo mahu liat versi normal, silakeuuuun beli ato intip sahadja di toko buku. Gyabooo~




Monday, March 5, 2012

Wild at Heart - Arashi

Arashi's newest PV: Wild at Heart, also OST of Lucky Seven (Matsujun's drama).
One of my favourite PV beside Happiness and Truth. Though Arashi is not the best singer group, this song is lovely! Arashi + disco + small colorful room + skinship with each member?
Yes, yes, himono onna got serious nosebleed.Onion Head emoticon



Glittering Riida

Pose Ike Nurjanah 'Bawalah diriku oh sayang ku ingin selalu bersamamu'



Bibir jun tak pernah bisa biasa

Stop! Kau mencuri hatiku, hatiku..





Sho hitted Aiba!



Aiba on Sho's crotch xD


Titah Sutradara: SEMUA NGANGKANG!

Okay, Now Aiba is on Nino's

Well, well, Himono wanna join the crowd! *jump into the empty space between Jun-Ohno* Onion Head emoticon

 
design by suckmylolly.com