Mereka mengamen kebanyakan karena mencari duit. Bukan karena kebanyakan waktu luang. Jadi, mereka bukan orang kaya.
Tetapi, mereka mengamen di:
Tuh. Di warung kaki lima, berasa lagi nonton konser. Pengamen datang silih berganti. Masih mending kalo suaranya enak. Kita sering ngasih duit biar dia cepet pergi. Untungnya gw gak pernah diludahin sama pengamen di warung.
Maksudnya gini lho.. Pengamen itu gak kaya.. mereka minta di tempat kebanyakan orang yang gak kaya juga. Gak logis toh? Harusnya, justru di warung kaki lima dan transportasi umum itu gak boleh ada pengamen. Mereka harusnya ada di restoran bintang lima, hotel bintang lima, pusat bisnis, mal-mal besar, rumah-rumah artis.. Kan bisa untung lebih gede, ya kan?
Buah pikiran dari penulis yang sering makan di warung kaki lima dan jumlah uang yang dikeluarkan untuk pengamen (total) bisa jadi hampir sama dengan harga makanan di situ.
Tetapi, mereka mengamen di:
- Angkutan umum. Transportasi utama orang-orang yang tidak kaya karena tidak punya kendaraan pribadi (ada sih orang kaya yang naek angkot tapi minoritas kan?)
- Warung kaki lima. Tempat jajan utama orang-orang yang tidak kaya. (Ada juga orang kaya yang sering makan disini, tapi gak semua kan?).
Tuh. Di warung kaki lima, berasa lagi nonton konser. Pengamen datang silih berganti. Masih mending kalo suaranya enak. Kita sering ngasih duit biar dia cepet pergi. Untungnya gw gak pernah diludahin sama pengamen di warung.
Maksudnya gini lho.. Pengamen itu gak kaya.. mereka minta di tempat kebanyakan orang yang gak kaya juga. Gak logis toh? Harusnya, justru di warung kaki lima dan transportasi umum itu gak boleh ada pengamen. Mereka harusnya ada di restoran bintang lima, hotel bintang lima, pusat bisnis, mal-mal besar, rumah-rumah artis.. Kan bisa untung lebih gede, ya kan?
Buah pikiran dari penulis yang sering makan di warung kaki lima dan jumlah uang yang dikeluarkan untuk pengamen (total) bisa jadi hampir sama dengan harga makanan di situ.
No comments:
Post a Comment