Friday, September 30, 2011
Thursday, September 29, 2011
Toleransi Agama
Gw: Assalamu'alaikum..ROFL.
Dachi: Ya, dengan domba yesus disini
*found this in draft. Ain't remember whether this happened or just our -Dachi n I- imagination back then.
Wednesday, September 28, 2011
Selamat di Kp Rambutan
Masih inget demonstrasi rok mini beberapa waktu lalu?
Yaaah, kalo make rok mini di terminal sih sama aja nyari penggemar yang matanya jadi kaya penari bali. Melotot tak berkedip, fokus pada rok dan kawan-kawannya. Jangankan rok mini. Body (gempal berisi dan sehat penuh nutrisi) macem gw ajaselalu sering digodain abang-abang terminal. Or maybe they just don't have options ya? Ya iya kali kalo dandan pol-polan cakep ke terminal sih cari mati. Gw sering memperhatikan orang yang sedang memperhatikan orang. Bingung? Jadi gw adalah orang ketiga gitu loh yang merhatiin pandangan para lelaki terhadap semua perempuan yang lewat di depannya. Biasanya sih kepala para laki itu bisa muter 180 derajat -kaya nonton pertandingan tenis- kalo cewe yang lewat:
1. Cantik
2. Langsing
3. Bahenol
4. Menor
5. Baju ketat
6. Pake cadar
Gw sering memanfaatkan kerudung yang menjuntai untuk diselipkan jadi cadar demi menahan polusi udara.
Walo sering digodain, tetep seneng juga kalo ada yang mengenali gw 'bukan ibu-ibu'. Panggilan penuh doa semacem 'Neng Haji mau kemana?' bisa membuat gw senang (HOREE TERLIHAT MACEM ANAK MUDA).
Nah, gw justru sangat merasa tersentuh saat menginjakkan kaki di terminal pada malam hari. Magrib tepatnya. Baru saja turun dari bis Bogor. Kok tumben, gak ada yang goda-godain. Padahal lingkungan sekitar hampir dipenuhi abang-abang.
Owalah kayanya gw disangka orang edun karena selama 17 menit (nunggu jemputan) gw poto-potoin langit (pasca magrib itu blue hour = langit biru banget sebelom gelap total) sambil nyanyi-nyanyi lagu Mocca. Terus mungkin keliatan gak planga plongo gitu kali ya karena udah menguasai medan perang dan yakin bisa pulang dengan selamat. Atau tampak seperti kurang waras?
Yaaah, kalo make rok mini di terminal sih sama aja nyari penggemar yang matanya jadi kaya penari bali. Melotot tak berkedip, fokus pada rok dan kawan-kawannya. Jangankan rok mini. Body (gempal berisi dan sehat penuh nutrisi) macem gw aja
1. Cantik
2. Langsing
3. Bahenol
4. Menor
5. Baju ketat
6. Pake cadar
Gw sering memanfaatkan kerudung yang menjuntai untuk diselipkan jadi cadar demi menahan polusi udara.
Walo sering digodain, tetep seneng juga kalo ada yang mengenali gw 'bukan ibu-ibu'. Panggilan penuh doa semacem 'Neng Haji mau kemana?' bisa membuat gw senang (HOREE TERLIHAT MACEM ANAK MUDA).
Nah, gw justru sangat merasa tersentuh saat menginjakkan kaki di terminal pada malam hari. Magrib tepatnya. Baru saja turun dari bis Bogor. Kok tumben, gak ada yang goda-godain. Padahal lingkungan sekitar hampir dipenuhi abang-abang.
Owalah kayanya gw disangka orang edun karena selama 17 menit (nunggu jemputan) gw poto-potoin langit (pasca magrib itu blue hour = langit biru banget sebelom gelap total) sambil nyanyi-nyanyi lagu Mocca. Terus mungkin keliatan gak planga plongo gitu kali ya karena udah menguasai medan perang dan yakin bisa pulang dengan selamat.
GAP
Gap di postingan ini bukan merek baju, tapi gap dalam arti bahasa. Celah. Jurang. Perbedaan.
Gap umur = beda umur.
Gw sering mendengar kata ini saat orang sedang curhat. Misalnya, kenapa dia gak nyambung sama si Anu, si Ani, si Ano.. soalnya gap antara mereka terlalu besar. Yang satu suka ngaji, yang lain demen dugem. Kaya gitu kali ya.
Tapi ada gap yang membuat gw gemas dan pengen menjerit ala abg 'kyaaaaaaaa' setelah mengunjungistalking ke blog akang bule yang ini.
Semacam itu lah.
Kepribadian orang-orang juga pasti punya sisi berlawanannya yang ekstrim ya. Sepupu gw yang bocah, luar biasa gak bisa diem (orang-orang bilang nakal), jahil, tengil, bakat ngebully, tapi gampang tersentuh dan nangis kalo liat adegan sedih. Gw cuma bisa termangap-mangap liat anak itu sesenggukan nonton Laskar Pelangi.
Itulah manusia. Abu-abu. Punya sifat baik sekaligus yang buruk. Tinggal bagaimana kita mengaturnya untuk mengoptimalisasi yang baik dan mengurangi yang buruk. Tulisan ini kok mirip kaya ceramah Ustad yah. Ehm.
Ciptaan Tuhan memang luar biasa.
Gap umur = beda umur.
Gw sering mendengar kata ini saat orang sedang curhat. Misalnya, kenapa dia gak nyambung sama si Anu, si Ani, si Ano.. soalnya gap antara mereka terlalu besar. Yang satu suka ngaji, yang lain demen dugem. Kaya gitu kali ya.
Tapi ada gap yang membuat gw gemas dan pengen menjerit ala abg 'kyaaaaaaaa' setelah mengunjungi
- Tatoan. Penuh. Alih-alih kaya preman...
- Tatonya lucu-lucu!
- Chef!
- Smiling guy!
- Model!
Semacam itu lah.
Kepribadian orang-orang juga pasti punya sisi berlawanannya yang ekstrim ya. Sepupu gw yang bocah, luar biasa gak bisa diem (orang-orang bilang nakal), jahil, tengil, bakat ngebully, tapi gampang tersentuh dan nangis kalo liat adegan sedih. Gw cuma bisa termangap-mangap liat anak itu sesenggukan nonton Laskar Pelangi.
Itulah manusia. Abu-abu. Punya sifat baik sekaligus yang buruk. Tinggal bagaimana kita mengaturnya untuk mengoptimalisasi yang baik dan mengurangi yang buruk. Tulisan ini kok mirip kaya ceramah Ustad yah. Ehm.
Ciptaan Tuhan memang luar biasa.
Tuesday, September 27, 2011
Tarif Surat dan Kartupos Udara Luar Negeri
Mengurungkan niat untuk naro surat di kantor pos pusat. Dipikir-pikir gw rajin banget, beda wilayah gitu. Rumah di pinggiran Jakarta, kantor pos di Jakarta Pusat. Hmm. Yaudah, merelakan hanya menaruh di kantor pos cabang Pinang Ranti. Pluk. Gw taro tuh beberapa amplop dan kartu pos.
Menurut petugas di kantor pos Pinang Ranti, kirim surat ke luar negeri kalau pake perangko harganya sama. Kira-kira 10.000. Nah lho. Waktu di Depok sama Jatinegara kan ditimbang ya. Tapi kata bapak Pinang Ranti, kalo ditimbang itu yang kilat. Tuh kan gw jadi bingung. Gimana sih sebenernya harga aslinya wahai kantor pos?
Makanya, gw meniatkan diri untuk meminta daftar tarif di mas petugas warpostel FISIP UI. Gw penasaran sama catatan sakti dia, pengen tau aja berapa tarif ke negara A untuk amplop beratnya B. Di luar dugaan, si mas-mas dengan baik hati meminjamkan kertas lusuh itu. Mungkin rayap juga ga mau makan saking udah mengenaskan.
Tarif ini dikeluarkan oleh Direksi PT POS INDONESIA (PERSERO) tahun 2002. Kata mas-masnya sih masih berlaku sampe sekarang. Ini bisa jadi bukti kalo lo dizhalimi oleh petugas kantor pos yang bilang lo sok tahu soal tarif kartu pos seperti yang dirasakan saudari Aghnia. Sodorin ke depan mukanya, bilang ini perintah direksi.
Silakan klik gambar untuk perbesar. Reproduksi dari daftar tarif surat, warkat pos (gw gak tau apa ini), dan surat ke luar negeri. Ada kemungkinan typo karena waktu ngetiknya udah malem dan tulisan di kertas sumber udah gak jelas.
Gw juga main ke Kantor Pos Pusat untuk minta daftar tarifnya. Cuma lebih mahal 500 perak aja sih dan sejauh ini gw pake versi depok juga tetep nyampe. Tapi kalo penasaran sama tarif perangko versi kantor pos pusat silakan intip di sini.
Mudah-mudahan berguna untuk para postcrosser dan pecinta snailmail :)
Menurut petugas di kantor pos Pinang Ranti, kirim surat ke luar negeri kalau pake perangko harganya sama. Kira-kira 10.000. Nah lho. Waktu di Depok sama Jatinegara kan ditimbang ya. Tapi kata bapak Pinang Ranti, kalo ditimbang itu yang kilat. Tuh kan gw jadi bingung. Gimana sih sebenernya harga aslinya wahai kantor pos?
Makanya, gw meniatkan diri untuk meminta daftar tarif di mas petugas warpostel FISIP UI. Gw penasaran sama catatan sakti dia, pengen tau aja berapa tarif ke negara A untuk amplop beratnya B. Di luar dugaan, si mas-mas dengan baik hati meminjamkan kertas lusuh itu. Mungkin rayap juga ga mau makan saking udah mengenaskan.
Tarif ini dikeluarkan oleh Direksi PT POS INDONESIA (PERSERO) tahun 2002. Kata mas-masnya sih masih berlaku sampe sekarang. Ini bisa jadi bukti kalo lo dizhalimi oleh petugas kantor pos yang bilang lo sok tahu soal tarif kartu pos seperti yang dirasakan saudari Aghnia. Sodorin ke depan mukanya, bilang ini perintah direksi.
Silakan klik gambar untuk perbesar. Reproduksi dari daftar tarif surat, warkat pos (gw gak tau apa ini), dan surat ke luar negeri. Ada kemungkinan typo karena waktu ngetiknya udah malem dan tulisan di kertas sumber udah gak jelas.
Daftar Kelompok Negara Tujuan: Afrika, Amerika, Eropa. |
Daftar Kelompok Negara Tujuan Asia Pasifik |
Tarif Surat dan Kartu pos Udara Luar Negeri |
Mudah-mudahan berguna untuk para postcrosser dan pecinta snailmail :)
Daily Express #1
Akhirnya bisa make fitur 'schedule' di blogger. Kita bisa ngepos di jam dan hari yang sudah ditentukan. Uhuyyy. Kalo lagi banyak ide nulis bisa dipublish untuk muncul esok or lusa.
Gw produktif banget bulan ini. Sepertinya karena terdorong oleh Lei yang pernah cerita kalo dia kagum banget sama seorang dosen yang bisa apdet blognya tiap hari. Blognya pun ada beberapa biji sesuai genre tulisannya. Si anak Bekasi ini kagum gitu kok bisa ya nulis banyak tanpa kekurangan ide?
Nah, kalo gw apdet banyak berarti gw lagi gak sibuk. Meheheh. Ketauan deh. *back to beberes*
Apa yang baru di rumah?
Penjait nambah satu, berkurang satu. Guru besar penjahit lagi pulang sementara. Sedangkan ada anak asuhan baru yang datang. Murid baru ini ternyata menaruh perhatian pada keadaan rumah tangga yang mandiri tidak ada pembantu (dapurnya mandiri dari RM Padang). Jadi, pagi-pagi sewaktu gw berolahraga mengepel, penjahit baru ini mencalonkan diri untuk jadi volunteer beli sayur ke warung. Wowow. Rasanya rumah ini bukan lagi tempat menjahit, tapi kos-kosan penjahit.
Kalo dateng waktu makan siang atau malem, salah satu dari penjahit akan memasak sesuatu sendiri karena gak ada yang masak. Jatah gw? Dapur yang langsung diimpor dari Padang tentunya.
BOSEEEEEEEEEEEEN. Tapi gak minat masak makanan berat. Cuma semanget bikin donat, asinan, dan risol. Itu pun males beli bahan-bahannya karena:
Gw produktif banget bulan ini. Sepertinya karena terdorong oleh Lei yang pernah cerita kalo dia kagum banget sama seorang dosen yang bisa apdet blognya tiap hari. Blognya pun ada beberapa biji sesuai genre tulisannya. Si anak Bekasi ini kagum gitu kok bisa ya nulis banyak tanpa kekurangan ide?
Nah, kalo gw apdet banyak berarti gw lagi gak sibuk. Meheheh. Ketauan deh. *back to beberes*
Apa yang baru di rumah?
Penjait nambah satu, berkurang satu. Guru besar penjahit lagi pulang sementara. Sedangkan ada anak asuhan baru yang datang. Murid baru ini ternyata menaruh perhatian pada keadaan rumah tangga yang mandiri tidak ada pembantu (dapurnya mandiri dari RM Padang). Jadi, pagi-pagi sewaktu gw berolahraga mengepel, penjahit baru ini mencalonkan diri untuk jadi volunteer beli sayur ke warung. Wowow. Rasanya rumah ini bukan lagi tempat menjahit, tapi kos-kosan penjahit.
Laper... pengen makan monyet.
BOSEEEEEEEEEEEEN. Tapi gak minat masak makanan berat. Cuma semanget bikin donat, asinan, dan risol. Itu pun males beli bahan-bahannya karena:
- lagi bokek
- angkot 01 yang ngetem di Tamini benar-benar membuang umur kita di dunia. LAMA BANGET.
Monday, September 26, 2011
Iri Bandung
Dari dulu gw pengen kuliah atau hidup di Bandung.
Walaupun punya titel orang Sunda, yaah itu hanya sekedar tertanam di logat dan selera makanan. Gw belum pernah tinggal di Bandung. Gw dibesarkan di pinggiran Jakarta selama 22 tahun ini. Bandung itu cuma tempat numpang lewat. Numpang lahir dan hidup sembilan bulan saja. Apa yang bisa lo inget dari otak bayi 9 bulan?
Kenapa Bandung spesial?
Yang gw kenal ya palingan senior SMA yang punya banyak temen di majalah sono. Si temen ini sekarang kontributor di sono. Itu juga karena dia uda lama sering bantuin orang-orang Animons. Begitulah. Semua yang pernah gw lakukan cuma ikutan lomba karaoke Animonster selama ... dua kali :3
ANIMONSTER LET ME JOIN YOU, THE OUTSIDER FROM JEKARDAAA!
Walaupun punya titel orang Sunda, yaah itu hanya sekedar tertanam di logat dan selera makanan. Gw belum pernah tinggal di Bandung. Gw dibesarkan di pinggiran Jakarta selama 22 tahun ini. Bandung itu cuma tempat numpang lewat. Numpang lahir dan hidup sembilan bulan saja. Apa yang bisa lo inget dari otak bayi 9 bulan?
Kenapa Bandung spesial?
- Adem (sekarang nggak ya?)
- Asri (sekarang rame sama orang Jakarta ya?)
- Ambience sundanese (sekarang banyak orang Jakarta jadi gak kerasa?). IMO
agak rasis dan subjektif sihorang Sunda itu ramah. Contohnya angkot, kalo kita kurang bayar ongkos, gak dibentak-bentak. Ramah aja gitu bilanginnya. Tapi gatau ya di hati kaya gimana.
- Restoran bertebaran
- Kota kecil, kesana kesini gampang. Komunitas gampang banget ketemuan dan saling kenal karena relatif berdekatan. Networking asik. Yaa, kaya gw liat kalo ada gathering or event budaya Jepang, orang-orangnya saling kenal.
Yang gw kenal ya palingan senior SMA yang punya banyak temen di majalah sono. Si temen ini sekarang kontributor di sono. Itu juga karena dia uda lama sering bantuin orang-orang Animons. Begitulah. Semua yang pernah gw lakukan cuma ikutan lomba karaoke Animonster selama ... dua kali :3
ANIMONSTER LET ME JOIN YOU, THE OUTSIDER FROM JEKARDAAA!
Saturday, September 24, 2011
2005 Norak
Iseng buka sent item email. Tanggal paling lama menunjukkan tahun 2005.
Gw. Dulu. Alay. Banget.Bahasanya. Maklum baru 16 tahun, uhuyy. ABG gitu deh.
Super labil. Gitu kali istilahnya di jaman sekarang. Minus facebook (masih maen prenster).
Kata yang paling bikin gw merinding bacanya adalah:
OMG! Jaman dulu 'z' terasa jauh lebih keren daripada 's'.
Ah, teori gw salah. Ternyata makin dewasa itu makin minimalis ya. Liat imel jaman dulu bikin sakit mata karena font, warna, besar font bervariasi. Alamak!
Bagaimana denganmu? Coba cek sent item/sms yang paling jadul. Muak? Ngakak? Nostalgia?CLBK?
Gw. Dulu. Alay. Banget.Bahasanya. Maklum baru 16 tahun, uhuyy. ABG gitu deh.
Super labil. Gitu kali istilahnya di jaman sekarang. Minus facebook (masih maen prenster).
Kata yang paling bikin gw merinding bacanya adalah:
mizundeztood.
OMG! Jaman dulu 'z' terasa jauh lebih keren daripada 's'.
Ah, teori gw salah. Ternyata makin dewasa itu makin minimalis ya. Liat imel jaman dulu bikin sakit mata karena font, warna, besar font bervariasi. Alamak!
Bagaimana denganmu? Coba cek sent item/sms yang paling jadul. Muak? Ngakak? Nostalgia?
Thursday, September 22, 2011
Panda-Kun
Daito Shunsuke :3
What a cute outfit (from Ouran High School Host Club episode 9).
Sengak, nyolot, belagu, sinis, dan oportunis tapi menawan hati~ Erm tapi setelah gw lihat poto-poto dia yang lain ternyata gak sekeren perannya sebagai Kyouya senpai. Yappari, karena alisnya dikurud (dicukur).Gyaaaaa... kenapa sih cowok-cowok cantik itu pada nyukur alis? Bukannya tambah cakep malah jadi mirip perempuan. Hieee~
Selama poni menutupi alisnya, Daito ini tetap terlihat lebih menarik daripada Shun Oguri. Auranya sih udah mirip banget.
I want Sho to wear those Panda outfit. It'd be super adorable!
Duh jadi pengen punya dress panda, kerudung motif panda, tas motif (or bentuk) panda, sepatu gambar panda.
***
Ngomong-ngomong, karena lelah menanti komik mahal Detektif Conan, gw meneruskan mangascan Conan sampai chapter 766. Fiuh! Siapa bilang e-book lebih enak? Mata capek, sakit, harus pake batere pula. Kecuali kalo bacanya pake ipad gitu kali ya, touchscreen tinggal colek sana sini mau ngezoom dll. Gw berharap semoga sang Mangaka sempat menyelesaikan serial ini sebelum ajalnya diambil Tuhan. Berbelit-belit banget inih, berasa sinetron Tersanjung.
What a cute outfit (from Ouran High School Host Club episode 9).
Sengak, nyolot, belagu, sinis, dan oportunis tapi menawan hati~ Erm tapi setelah gw lihat poto-poto dia yang lain ternyata gak sekeren perannya sebagai Kyouya senpai. Yappari, karena alisnya dikurud (dicukur).Gyaaaaa... kenapa sih cowok-cowok cantik itu pada nyukur alis? Bukannya tambah cakep malah jadi mirip perempuan. Hieee~
Selama poni menutupi alisnya, Daito ini tetap terlihat lebih menarik daripada Shun Oguri. Auranya sih udah mirip banget.
I want Sho to wear those Panda outfit. It'd be super adorable!
Duh jadi pengen punya dress panda, kerudung motif panda, tas motif (or bentuk) panda, sepatu gambar panda.
***
Ngomong-ngomong, karena lelah menanti komik mahal Detektif Conan, gw meneruskan mangascan Conan sampai chapter 766. Fiuh! Siapa bilang e-book lebih enak? Mata capek, sakit, harus pake batere pula. Kecuali kalo bacanya pake ipad gitu kali ya, touchscreen tinggal colek sana sini mau ngezoom dll. Gw berharap semoga sang Mangaka sempat menyelesaikan serial ini sebelum ajalnya diambil Tuhan. Berbelit-belit banget inih, berasa sinetron Tersanjung.
Wednesday, September 21, 2011
Bogor
Tuan Rumah di Bogor. Foto diedit agar beliau terlihat makan banyak. Nope, ini porsi tiga orang. She doesn't eat this much.
For free food.
For sundanese food.
For... escaping from house chores (anak rumah tangga melarikan diri dari kejaran pekerjaan domestik seperti mengepel).
Es duren. SUBHANALLAH. Datengin yang deket Gramedia. Es mang Didi. Ngeunah pisan.
Tahu gejrot.
Pizza lipat.
Mie hotplate sapi lada hitam.
Puding coklat + buah persik.
Mie instan rasa tomyam.
Bedak bayi 88 gram seharga 2500 perak (promo).
Puding coklat + buah persik.
Roti mesis.
Bubur kacang hijau.
Puding coklat + buah persik.
Ayam geprek.
Tempe mendoan.
Empal cabe hijau.
Cuma dua hari di Bogor, tak berhenti memamah biak. Semua gratis.
Dan..pengamen yang bernyanyi di bis Bogor-Jakarta selalu keren! Gw sangat menikmati tembang kenangan, lagu-lagu jaman emak bapak masih muda.
Saturday, September 17, 2011
Wisuda 16 September 2011
Diambil dari kamera mbak Susi (paling kiri).
Wis udahan deh kuliah S1 gw. Tamat. Rasanya gak ada yang berubah dari empat tahun lalu (kecuali jumlah ilmu dan lemak). Rencana gw untuk jualan Milo dingin di Balairung gagal karena tersibukkan oleh promosi jahit kebaya Moschic. Hihiww. Empat tahun lalu, saat masih jadi mahasiswa baru, gw tahu wisuda pasti akan terasa cepat datang.
Lanjut kerja atau S2? Ada gak sih S2 yang gak pake penelitian atau tesis? Gw seneng aja sih belajar tapi kalo pake penelitian atau tesis.. Hmm.. Ada S2 yang lulus gak usah pake tesis? Atau bisa bikin Tugas Karya Akhir yang lebih konkret aja? Kabarin ya kalo ada. Tapi, cita-cita gw adalah jadi istri diplomat biar bisa jalan-jalan. Hayo para (calon/ atau yang sudah jadi) diplomat boleh langsung japri aja kalau minat ya.
Eniwey, Gladi Resik wisuda sangatlah berkesan karena Arashi datang. Dalam bentuk sebenarnya, badai. Hujan deras, angin bertiup kencang, menggoyang tenda di luar Balairung seperti penyanyi dangdut menggoyang pinggulnya. Robohlah itu tenda, tepat 30 detik setelah gw memutuskan pindah tempat. Kalo telat ya... batal wisuda gara-gara ketiban tenda.
Tips buat para adik mahasiswa, saat Gladi Resik wisuda, bila tak ada sesi pemotretan untuk foto angkatan, tak usah berdandan heboh. Cukup pakai celana jeans dan kaos (toh ketutupan baju toga) serta sepatu teplek. Energi lumayan terkuras kalo udah pake heels dan kebaya lengkap. Kecuali kalo mau curi start foto-foto pake kebaya tanpa gangguan crowd ya. Plus, makan siang dulu/ bawa bekal! Gw sukses gak makan seharian karena pede bakal disediain makanan pas Gladi Resik. LAPER BERAT.
Di momen kaya beginian banyak banget yang bawa kameranya sendiri. Berhubung diriku ini minjem kamera si Aa tapi kaga dibawain chargernya, kudu hemat batre lah ya. Gimana dong biar tetep eksis? Yaudah deh, tinggal lari sana-sini ngikut rombongan yang lagi berfoto dengan kamera masing-masing. Nanti kita tinggal minta fotonya sama mereka. In the end gw jarang banget make kamera sendiri, mehehehe.
Sekarang waktunya laporan saat wisuda.
Gw akhirnya dandan di salon loh. Hasilnya asoy geboy, kecuali alis yang ditebelin bikin mirip Hanoman. Beberapa saat kemudian gw sibuk menghapus pensil alis di kamar mandi karena, oh sungguh gw tidak perlu terlihat lebih galak lagi dengan alis yang terlihat seperti coretan spidol hitam tebal. Gw kangen mas bencong dari Solo yang bisa ngedandanin gw jadi cantik.
Sesampainya di Balairung (mami papi nyari parkiran dan solat jumat dulu) gw dan Minanti duduk cengo nyariin temen. Ehhh.. Bertemu mbakyu Pewe yang mengajak berfoto di Perpus Pusat. Gayung pun bersambut, pas banget gw emang belom pernah menginjakkan kaki kesana.
Terussss... ngumpul berbaris untuk masuk ke dalem Balairung. Kalo mau ngerasain suasana Balairung mendingan barisnya di depan biar dapet tempat duduk di dalem. Berhubung gw rada di belakang jadinya duduk di deretan hampir keluar Balairung. Untungnya spot barisan FISIP tuh enak di tengah jadinya pemandangan tetep ciamik.
Upacara dimulai. Paduan suara maba nyanyi... tapi loh kok suara mereka gak kedengeran? Aiiiih. Payahnya.. Jauh lebih keren paduan suara jaman gw yang maba. Nyanyinya semanget. Lah yang ini mungkin kebanyakan lipsync. Adik-adik, kau membuat wisuda tidak terlalu khidmat karena lagu-lagu yang menggetarkan hati macem Gaudiamus Igitur dan Keroncong Kemayoran terdengar seperti kaset yang suara vokalnya mau rusak.
Lalu, waktu Om Gumilar memasuki Balairung, ada beberapa sahutan "Huuuu" terdengar. Duh kasian deh Om Gum, waktu pidato rasanya doi pun terlihat agak sayu dan sedih gitu.
Selanjutnya lagu ini itu dikumandangkan. Ada mbak Sri Muji Rachmawati -soprano- yang dulu sempat gw liput bareng Nyanya buat tugas TV. Seperti biasa suara mbak Wati keren benjet.
Riju pun datang sebagai juru foto, uhuy uhuy. Maya, Dachi, dan Yuni juga menyemarakkan suasana (terima kasih kue, bunga, dan pembatas bukunya).
Malemnya Riju nginep dan kita -tidak seperti biasanya- membicarakan hal serius, seperti prinsip hidup dan masa depan. Gelaaaaa. I guess we're on the way to be a mature person, yak.
Temaaaaan... gw gak mau say goodbye sebelom kalian jait di Moschic untuk kawinan kalian dan sebelom gw ngopi2 poto kita dari jaman maba sampe wisuda kemarin.
Thursday, September 15, 2011
How I Kill With Fun
Pukul setengah dua dini hari, tak bisa tidur. NYAMUK NYAMUK NYAMUK NYAMUK.
Kusemprot racun. Puluhan nyamuk mulai tumbang. Eksekusi dilanjutkan dengan sapu lidi.
Gw ingin berbagi pengalaman tentang membunuh nyamuk dengan sehat. Tanpa obat nyamuk yang turut meracuni paru-paru kita. Cara yang satu ini bahkan bisa menjadi olahraga yang unik.
Alat dan bahan:
Piring plastik yang lebar.
Minyak sayur.
Cara:
Oleskan minyak sayur pada seluruh permukaan piring. Pegang piring seperti memegang raket. Ayunkan ke arah nyamuk. Niscaya, nyamuk-nyamuk akan menempel di piring Anda. Nikmati sensasi saat Anda akhirnya dapat menghitung berapa nyamuk yang terjerat di piring.
Rekor gw, beberapa tahun lalu, 50 nyamuk berhasil dibasmi. Olahraga piring nyamuk saat itu cukup menguras tenaga. Apalagi sekarang, saat kiamat sudah dekat, jumlah nyamuk menggila. Cukup untuk membentuk otot lengan dan kaki (karena harus loncat-loncat).
Selamat mencoba!
Kusemprot racun. Puluhan nyamuk mulai tumbang. Eksekusi dilanjutkan dengan sapu lidi.
Gw ingin berbagi pengalaman tentang membunuh nyamuk dengan sehat. Tanpa obat nyamuk yang turut meracuni paru-paru kita. Cara yang satu ini bahkan bisa menjadi olahraga yang unik.
Alat dan bahan:
Piring plastik yang lebar.
Minyak sayur.
Cara:
Oleskan minyak sayur pada seluruh permukaan piring. Pegang piring seperti memegang raket. Ayunkan ke arah nyamuk. Niscaya, nyamuk-nyamuk akan menempel di piring Anda. Nikmati sensasi saat Anda akhirnya dapat menghitung berapa nyamuk yang terjerat di piring.
Rekor gw, beberapa tahun lalu, 50 nyamuk berhasil dibasmi. Olahraga piring nyamuk saat itu cukup menguras tenaga. Apalagi sekarang, saat kiamat sudah dekat, jumlah nyamuk menggila. Cukup untuk membentuk otot lengan dan kaki (karena harus loncat-loncat).
Selamat mencoba!
Wednesday, September 14, 2011
Dandan
Repotnya jadi perempuan harus dandan di kesempatan tertentu. Kondangan lah, wisuda lah, nikah lah.
Mending kalo bisa dandan, kalo gak bisa? Berserah diri pada salon.Gw sih trauma berat. Pernah nangis abis dandan di salon karena dibilang kaya ondel-ondel. Beneran nangis sakit hati dan susah berhenti. Sampe sekarang kakak gw masih suka ngecengin tragedi itu. Kampreto.
Sejak saat itu gw gak mau dandan di salon. Apa-apaan tuh, bilang make up natural tapi tebelnya aja bisa 10 mm. Hoaaaaaaaa. Rekor paling cantik itu didandanin sama mas bencong waktu kawinan Aa. Gw sampe bolak balik ngaca dan poto-poto mengagumi wajah sendiri (maklum masih 18 tahun saat itu, narsis stadium empat). Tapi emang semua mas bencong bisa dandanin cakep?
Belajar sendiri? Dalam proses.
Belajar pake eyeliner. Kaya korban kekerasan dalam rumah tangga. Mentok kaya panda. Atau setidaknya bikin temen-temen pada takut.
Pake bedak. Luntur dalam waktu lima menit karena keringetan.
Pake lipstik kaya ibu-ibu. Pake lipbalm paling cocok.
Gimana dong?
Gak usah dandan lah ya.. Gak dandan juga udah cantik *menghindar dari lemparan bata*.
Mending kalo bisa dandan, kalo gak bisa? Berserah diri pada salon.Gw sih trauma berat. Pernah nangis abis dandan di salon karena dibilang kaya ondel-ondel. Beneran nangis sakit hati dan susah berhenti. Sampe sekarang kakak gw masih suka ngecengin tragedi itu. Kampreto.
Sejak saat itu gw gak mau dandan di salon. Apa-apaan tuh, bilang make up natural tapi tebelnya aja bisa 10 mm. Hoaaaaaaaa. Rekor paling cantik itu didandanin sama mas bencong waktu kawinan Aa. Gw sampe bolak balik ngaca dan poto-poto mengagumi wajah sendiri (maklum masih 18 tahun saat itu, narsis stadium empat). Tapi emang semua mas bencong bisa dandanin cakep?
- Waktu SD didandanin buat kawinan tante. Mirip hantu anak-anak di pelem Suzanna.
- Waktu SMP didandanin buat kawinan teteh. Mirip pemain rebana pengajian (gamis mode: ON).
- Waktu kuliah didandanin buat akad nikah Aa. Nangis total (cerita di atas). Pas resepsi sih cantik banget sampe rasanya gak mau cuci muka.
- Terakhir beberapa waktu lalu didandanin sama ibu-ibu salon di Tasik. Gak parah-parah banget sih, cuma mirip penyanyi dangdut.
Belajar sendiri? Dalam proses.
Belajar pake eyeliner. Kaya korban kekerasan dalam rumah tangga. Mentok kaya panda. Atau setidaknya bikin temen-temen pada takut.
Pake bedak. Luntur dalam waktu lima menit karena keringetan.
Pake lipstik kaya ibu-ibu. Pake lipbalm paling cocok.
Gimana dong?
Gak usah dandan lah ya.. Gak dandan juga udah cantik *menghindar dari lemparan bata*.
Tuesday, September 13, 2011
Young Mama
Gw sampe sekarang masih suka jelalatan kalo lihat ibu muda bersama anak-anaknya. Ibu yang keliatannya masih muda banget kaya masih tante baru gitu loh. Awal 20an. Gayanya masih gaul. Yaah tau kan yang gak akan nyangka kalo dia punya anak kalo gak ada bocah yang ngintilin dia. Kenapa jelalatan? Soalnya jarang ngeliat spesies yang kaya gitu di sekitar rumah.
Mungkin karena saat gw kecil, nyokap udah gak lagi tergolong ibu muda, tapi ibu-ibu. Tahu dooong, yang penuh kehangatan (karena banyak lemak, jadi empuk dan anak seneng berdekat-dekatan) dan gayanya juga ibu-ibu, bukan anak muda. Temen si mamah juga udah golongan ibu-ibu. Umur juga pengaruh sih. Maklum ya jarak umur gw dan kakak pertama itu sebelas tahun.Apakah gw anak hasil ketidaksengajaan?
Terus, kakak gw juga begitu. Gaya dia gak ibu-ibu sih tapi nyaris ibu-ibu karena doi kan pilihan busananya akwat dewasa.. Gak ada tuh skinny jeans atau kaos atau rambut ngebob gaul/ keriting domba. Ga ada tuh make up anak muda (dia emang males dandan) atau yang sebagainya. Minimal gamis lah ye. Ya kebayang sih kalo dia tiba-tiba pake celana skinny jeans ama kaos nanti orang sekitar pada istigfar. Mengapa jadi un-tobat.
Jadi, gw masih suka jelalatan... Soalnya kayaknya dari sekarang aja gw uda mirip ibu-ibu, gak jadi ibu muda lagi mungkin ya nanti kalo uda punya anak, langsung ke tahap ibu-ibu *lirik lemak*. Ah, biarlah.. perempuan kan dikaruniai lebih banyak lemak biar anak yang digendong merasa nyaman *pembenaran tapi benar*.
Terus ya, inget kata cowok yang dulu banget pernah gw kecengin. Katanya gw suruh ngurusin badan gitu. Terus si Riju bilang, gila aja tuh cowo berarti kalo lo kawin sama dia terus abis ngelahirin lo jadi gendut dia ga mau lagi sama lo? Kurang pendidikan (= kurang ajar)! Gw lupa sih Riju bilang kurang ajar apa gak, soalnya dia kan anaknya baik hati ya. Mungkin ini cuma tambahan hiperbola dari gw aja. Tapi emang kurang ajar ga sih?
Cowo abis kawin, gendut, dipuji makmur.
Cewe abis kawin, gendut, dihina. Padahal itu abis ngelahirin anak hasil karya dia dan SUAMINYA - yang gendut tapi gak ditekan sosial untuk kurus-.
Tapi sekarang gw udah mulai terbiasa dipanggil ibu-ibu sama satpam, penjaga toko, kenek, dsb. Malah suka kaget kalo ada yang masih manggil Mbak atau Kakak atau bahkan Adik. Terharu! Plis dong orang-orang kalo menilai umur itu lihat dari wajah, jangan dari bentuk badan.
Mungkin karena saat gw kecil, nyokap udah gak lagi tergolong ibu muda, tapi ibu-ibu. Tahu dooong, yang penuh kehangatan (karena banyak lemak, jadi empuk dan anak seneng berdekat-dekatan) dan gayanya juga ibu-ibu, bukan anak muda. Temen si mamah juga udah golongan ibu-ibu. Umur juga pengaruh sih. Maklum ya jarak umur gw dan kakak pertama itu sebelas tahun.
Terus, kakak gw juga begitu. Gaya dia gak ibu-ibu sih tapi nyaris ibu-ibu karena doi kan pilihan busananya akwat dewasa.. Gak ada tuh skinny jeans atau kaos atau rambut ngebob gaul/ keriting domba. Ga ada tuh make up anak muda (dia emang males dandan) atau yang sebagainya. Minimal gamis lah ye. Ya kebayang sih kalo dia tiba-tiba pake celana skinny jeans ama kaos nanti orang sekitar pada istigfar. Mengapa jadi un-tobat.
Jadi, gw masih suka jelalatan... Soalnya kayaknya dari sekarang aja gw uda mirip ibu-ibu, gak jadi ibu muda lagi mungkin ya nanti kalo uda punya anak, langsung ke tahap ibu-ibu *lirik lemak*. Ah, biarlah.. perempuan kan dikaruniai lebih banyak lemak biar anak yang digendong merasa nyaman *pembenaran tapi benar*.
Terus ya, inget kata cowok yang dulu banget pernah gw kecengin. Katanya gw suruh ngurusin badan gitu. Terus si Riju bilang, gila aja tuh cowo berarti kalo lo kawin sama dia terus abis ngelahirin lo jadi gendut dia ga mau lagi sama lo? Kurang pendidikan (= kurang ajar)! Gw lupa sih Riju bilang kurang ajar apa gak, soalnya dia kan anaknya baik hati ya. Mungkin ini cuma tambahan hiperbola dari gw aja. Tapi emang kurang ajar ga sih?
Cowo abis kawin, gendut, dipuji makmur.
Cewe abis kawin, gendut, dihina. Padahal itu abis ngelahirin anak hasil karya dia dan SUAMINYA - yang gendut tapi gak ditekan sosial untuk kurus-.
Tapi sekarang gw udah mulai terbiasa dipanggil ibu-ibu sama satpam, penjaga toko, kenek, dsb. Malah suka kaget kalo ada yang masih manggil Mbak atau Kakak atau bahkan Adik. Terharu! Plis dong orang-orang kalo menilai umur itu lihat dari wajah, jangan dari bentuk badan.
Pengamen
Mereka mengamen kebanyakan karena mencari duit. Bukan karena kebanyakan waktu luang. Jadi, mereka bukan orang kaya.
Tetapi, mereka mengamen di:
Tuh. Di warung kaki lima, berasa lagi nonton konser. Pengamen datang silih berganti. Masih mending kalo suaranya enak. Kita sering ngasih duit biar dia cepet pergi. Untungnya gw gak pernah diludahin sama pengamen di warung.
Maksudnya gini lho.. Pengamen itu gak kaya.. mereka minta di tempat kebanyakan orang yang gak kaya juga. Gak logis toh? Harusnya, justru di warung kaki lima dan transportasi umum itu gak boleh ada pengamen. Mereka harusnya ada di restoran bintang lima, hotel bintang lima, pusat bisnis, mal-mal besar, rumah-rumah artis.. Kan bisa untung lebih gede, ya kan?
Buah pikiran dari penulis yang sering makan di warung kaki lima dan jumlah uang yang dikeluarkan untuk pengamen (total) bisa jadi hampir sama dengan harga makanan di situ.
Tetapi, mereka mengamen di:
- Angkutan umum. Transportasi utama orang-orang yang tidak kaya karena tidak punya kendaraan pribadi (ada sih orang kaya yang naek angkot tapi minoritas kan?)
- Warung kaki lima. Tempat jajan utama orang-orang yang tidak kaya. (Ada juga orang kaya yang sering makan disini, tapi gak semua kan?).
Tuh. Di warung kaki lima, berasa lagi nonton konser. Pengamen datang silih berganti. Masih mending kalo suaranya enak. Kita sering ngasih duit biar dia cepet pergi. Untungnya gw gak pernah diludahin sama pengamen di warung.
Maksudnya gini lho.. Pengamen itu gak kaya.. mereka minta di tempat kebanyakan orang yang gak kaya juga. Gak logis toh? Harusnya, justru di warung kaki lima dan transportasi umum itu gak boleh ada pengamen. Mereka harusnya ada di restoran bintang lima, hotel bintang lima, pusat bisnis, mal-mal besar, rumah-rumah artis.. Kan bisa untung lebih gede, ya kan?
Buah pikiran dari penulis yang sering makan di warung kaki lima dan jumlah uang yang dikeluarkan untuk pengamen (total) bisa jadi hampir sama dengan harga makanan di situ.
Sunday, September 11, 2011
Subliminal Message? Fitnah?
Shocked. Look what I found on the grenade at Drama Keizoku 2: SPEC, episode 9, minute 25:25. Islam is written there. Though it is just appear for 1 second or less (I rewind-stop it so many times to get this picture). Haven't watch til the end, thou. Maybe there's an explanation? Or just wanna put subliminal message that Islam equal bomb? I'll tell you more if there are explanation later on final episode. If not? The joke is not funny.
Saturday, September 10, 2011
Review: Moteki
Terbukti.
Moteki (arti harfiahnya: populer) adalah dorama yang dibuat dari sudut pandang cowok. Genrenya pun beda sama drama romantis (walo pemain utamanya cowo). Perlu diingat, dorama ini ditayangkan tengah malam. Kenapa? Karena target penontonnya adalah orang dewasa (yess untung sudah di atas 18 tahun). Simpel aja, emang banyaaaaaaaak banget adegan ecchi, walau semua implisit (kecuali kissu-kissu). Ini bukan dorama mesum, tapi memang adaptasi dari manga dengan judul yang sama. Gw belum baca manganya sih, tapi doramanya sih menghibur banget.
Sepanjang 12 episode gw dibuat terpingkal-pingkal dengan kelakuan Fujio (Moriyama Mirai) yang bingung menghadapi tiga cewe sekaligus. Pantesan aja si Peni demen ini dorama, beberapa cast yang dia suka main bareng: Moriyama Mirai dan Kikuchi Rinko (cewe blonde yang maen di Babel -pelem yang ada Brad Pitt- sama Norwegian Wood) .
Somehow, penuturan cerita Moteki mengingatkan gw pada film Jomblo. Mungkin karena banyak narasi komedi dari si aktor/aktris, atau karena Moriyama Mirai itu seperti Ringgo Agus Rahman versi Jepang.
Rada gantengan bersama cewe-cewe cast di MOVIE Moteki mendatang. YAY!
Credit: Image Google
Trailer Movie Moteki
Kapan dia cakep? Kalo pake kacamata. Kalo dilepas? Kembali seperti rakyat jelata. Tapi tapi tapi tapi mungkin saja dia di dunia nyata sebenarnya ganteng. Oh why? Because...
- Orang cenderung terlihat lebih jelek (dan gendut, tapi ini gak pengaruh ke Mirai) di televisi. Bukti? Gw pernah ketemu Adl* Fairu* (artis sinetron) di lift stasiun TV. Setelah dibandingkan saat dia muncul di layar kaca, jauh beet! Di tipi yaa.. manis aja. Aslinya cakep loh! Pernah juga lah ketemu beberapa artis yang owalaaah jauh lebih cantik/ganteng aslinya. Jahat ya tipi!
- Pas gugling poto Mirai, ada poto dia bersama fans (muka melayu, orang Malaysia/Indo/Spore?). Pas gw baca blog si fans, katanya dia ketemu gak sengaja di bandara. Dan di poto ituu.. cuakep loh bang Mirai ini! Ngartis lah! Uhuyyy!
Aiiiih... ga sabar nunggu donlotan movie Moteki keluar!
Friday, September 9, 2011
Zombies on Your Lawn
Thursday, September 8, 2011
Peace
Kemarin, keluarga kurcaci pulang lagi ke timur tengah meninggalkan gw yang segera menjelma menjadi babu (tadinya babysitter). Rumah kembali bersih, tetapi sunyi senyap.
Pas nganterin ke bandara, di depan mata lewatlah tim Bahrain yang baru aja ngelawan tim sepak bola Indonesia. Gw ada prasangka jangan-jangan mereka bakal satu pesawat sama si teteh. Bener aja, barusan teteh sms kalo dia sepesawat sama tim Bahrain. Tapi kayaknya dia gagal duduk bersebelahan sama pemain yang ganteng. Duh kemaren kalo punya kamera bagus gw udah potoin yang takep-takep deh.
Setidaknya gw sekarang punya waktu untuk nonton Arashi. Dua bulan terakhir ini gw kategorikan sebagai hari paling sibuk. Indikatornya ya itu, sempat atau tidak gw nonton acara Arashi. Karena tersibukkan oleh bocil-bocil, ada beberapa video yang belum ditonton dari sebulan lalu! Rekor banget.
Oiya, ada tambahan kata dari kamus Bahasa Indonesia Dede.
Ceritanya, dede dan Aa minta dibeliin robot-robotan (bionical? entahlah mainan jaman sekarang). Tapi karena si dede riweuh minta dibeliin banyak, bapaknya mengakali dengan bilang:
Nanti dibeliin kalo Dede puasa. Kemaren kan dede ga puasa, jadi ga beli sekarang ya.
Done. Itu maksudnya puasa di bulan Ramadhan lho ya.
Terus kemaren si Aa menyiram api ke dalam bensin. Dia bilang dede gak puasa. Dede berkeras dia puasa (kayaknya dia ga ngerti konsep puasa itu apa). Si dede kumat. Marah-marah, ngamuk, ngeden-ngeden gitu suaranya kalo lagi sewot. Gw -yang lagi maen Plants VS Zombie- merasa terganggu.
Terus gw mencoba menjelaskan konsep puasa. Dia tereak-tereak kesel karena dia gak ngerti. Pilihan terakhir,ceburin ke sumur telpon emaknya biar dia ngomong sendiri sama emaknya. Kakak gw ketawa-ketawa pas gw jelasin kasus Sayur dan Sepawat. Selese ngomong sama emaknya, si dede masih bete. Kalo kita nyolek dia, pasti kita ditendang. Ya udah gw cuekin aja. Tiba-tiba dia nangis kenceng. Gw masih cuek. Si Aa juga cuek, dia lagi sibuk nonton tipi (Aa-TV itu kaya gw-internet download manager). Cuma mamah yang ngedatengin. Terus tangisan si dede makin kenceng, ternyata kali itu gara-gara kakinya kejepit antara kasur dan lemari.
Pas nganterin ke bandara, di depan mata lewatlah tim Bahrain yang baru aja ngelawan tim sepak bola Indonesia. Gw ada prasangka jangan-jangan mereka bakal satu pesawat sama si teteh. Bener aja, barusan teteh sms kalo dia sepesawat sama tim Bahrain. Tapi kayaknya dia gagal duduk bersebelahan sama pemain yang ganteng. Duh kemaren kalo punya kamera bagus gw udah potoin yang takep-takep deh.
Setidaknya gw sekarang punya waktu untuk nonton Arashi. Dua bulan terakhir ini gw kategorikan sebagai hari paling sibuk. Indikatornya ya itu, sempat atau tidak gw nonton acara Arashi. Karena tersibukkan oleh bocil-bocil, ada beberapa video yang belum ditonton dari sebulan lalu! Rekor banget.
Oiya, ada tambahan kata dari kamus Bahasa Indonesia Dede.
Ceritanya, dede dan Aa minta dibeliin robot-robotan (bionical? entahlah mainan jaman sekarang). Tapi karena si dede riweuh minta dibeliin banyak, bapaknya mengakali dengan bilang:
Nanti dibeliin kalo Dede puasa. Kemaren kan dede ga puasa, jadi ga beli sekarang ya.
Done. Itu maksudnya puasa di bulan Ramadhan lho ya.
Terus kemaren si Aa menyiram api ke dalam bensin. Dia bilang dede gak puasa. Dede berkeras dia puasa (kayaknya dia ga ngerti konsep puasa itu apa). Si dede kumat. Marah-marah, ngamuk, ngeden-ngeden gitu suaranya kalo lagi sewot. Gw -yang lagi maen Plants VS Zombie- merasa terganggu.
Dede kenapa sih?Dede puasa kan?Gak, dede ga puasa. Kan gak sahur.Tapi, tapi, tapi kata Abi dede hawrus puasa~ Soalnya, nanti, itu, emm..bionical!Ya udah puasa aja.Tapi kata Aa, Dede gak puasa!!Ya udah ga usah puasa, kan dede tadi gak sahur.I don't know sawyur itu apa!Sahur bukan sayur! *LOL*(ikut ketawa terus marah lagi) Iya, dede gak tau sahuwr itu apa.Itu loooh, breakfast sebelum puasa. Tapi pagi-pagi banget sebelum subuh.Dede gak ngewrrti!*menarik nafas panjang* Dede tadi bangun siang kan? Berarti gak sahur.Tapi dede mau puasa! Kata abi harus puasa!Yaudah puasa aja. Gak usah makan hari ini.Tapi gimana kalo dede puasa tewrus ntawr malem di sepawat dede kan makan?Pesawat, bukan sepawat.Iya terus gimana nanti kalo di sepawat, em, pesawat dede gak makan?
Terus gw mencoba menjelaskan konsep puasa. Dia tereak-tereak kesel karena dia gak ngerti. Pilihan terakhir,
Wednesday, September 7, 2011
Tamagochi
Mempunyai empat ponakan membuat gw menganalogikan manusia sebagai Telur tamagochi. Saat menanti anak lahir, kita gak tahu yang berojol bakal kaya gimana penampakannya. Mirip siapa, botak apa berambut, sifatnya kaya gimana (kalo ini kaya bikin anak di sims 3, traitnya kadang ditentuin dari sononya) .
Walau nanti sifat dan sikapnya bakal dipengaruhi juga oleh pendidikan dan lingkungan, tapi sifat bawaan juga sangat berpengaruh. Dan yang gw baru tahu, kondisi saat hamil juga memengaruhi sifat anak lho!
Kalo stres saat hamil, anaknya bisa jadi ribeeeeet banget. Cepet stres juga.
Kalo bahagia pas lagi hamil, somehow anaknya juga menyenangkan banget.
Nah lho nah lho... Yang menjelang hamil ayo jaga mood biar tetep happy ya..
Walau nanti sifat dan sikapnya bakal dipengaruhi juga oleh pendidikan dan lingkungan, tapi sifat bawaan juga sangat berpengaruh. Dan yang gw baru tahu, kondisi saat hamil juga memengaruhi sifat anak lho!
Kalo stres saat hamil, anaknya bisa jadi ribeeeeet banget. Cepet stres juga.
Kalo bahagia pas lagi hamil, somehow anaknya juga menyenangkan banget.
Nah lho nah lho... Yang menjelang hamil ayo jaga mood biar tetep happy ya..
Sunday, September 4, 2011
The Addams Family
They are not abnormal, they're The Addamses. |
Dari dulu gw sering denger tentang keluarga ini. Horor atau aneh, entahlah. Tapi tidak pernah terbesit rasa ingin tahu tentang The Addams Family. Sampai gw menemukan gambar di atas di majalah komik Amerika punya bocah-bocah. Pertama lihat castnya, kok familier ya. Christina Ricci? Hmm.. Bukannya udah tua ya? Begitu ngecek tahun, ternyata filmnya tahun 1991. Wakwaw..
Downloaded. Watched. Liked.
What a weird family!
Gomez Addams = Papa. Seorang yang optimis, jago akrobat, dan dandy.
Morticia Addams = Mama.
Wednesday Addams = Si Christina Ricci yang masih imut-imut. Muka dia cucok banget ya, gak berusaha keliatan serem tapi udah keliatan datar mengerikan. Cocok lah meranin hantu di film horor Indonesia. Dan gw suka nama Wednesday. Quirky.
Pugsley Addams = Si anak cowo yang terlihat normal ini hobi nyabutin rambu jalan untuk memicu kecelakaan. Bapak ibunya bangga banget kalo denger suara tabrakan yang disebabkan oleh anaknya.
Lurch = Pelayan yang mirip Frankenstein
Thing = Pelayan yang cuma tangan doang. Berkomunikasi dengan morse atau bahasa isyarat atau pake pulpen.
Fester = Kakak Gomez. Mukanya kaya tuyul dengan eyeliner tebal di seputar matanya.
Nenek = Si nenek yang kaya nenek lampir dan jago meramal plus memasak masakan aneh.
Filmnya ada tiga seri. Tahun 1991 ya The Addams Family, tahun 1993 Addams Family Values, dan 1998 Addams Family Reunions. Film terakhir pemainnya diganti semua karena pemeran Gomez meninggal tahun 1994.
Menurut gw sih paling oke ya dua film pertama. Mungkin karena masih terlena dengan pemilihan pemain di film sebelumnya ya. Imejnya udah keburu melekat banget.
Weird is relative. Memang benar. Keluarga Addams menganggap keluarga mereka itu normal. Mereka yang suka darah, hal menyeramkan, hal mengerikan, kematian, monster, penyihir (itu nenek moyangnya), dsb. Beberapa percakapan yang menunjukkan perbedaan nilai keluarga Addams dengan masyarakat.
Wednesday said to Fester: May I have the salt?
Morticia: And what do we say?
Fester menanti Wednesday ngomong 'please'
Wednesday: NOW!
Terus waktu Morticia dan Gomez mengenalkan nanny baru ke anak-anaknya.
Morticia: Children, this is your new nanny. What do we say?
Wednesday: Be afraid. Very afraid.
Untuk ukuran film jaman gw masih batita, efek dua film awal cukup keren! Tapi gak tau kenapa film tahun 1998 kok efeknya malah lebih cupu ya? Atau karena gw donlotnya yang versi flv? Tee-hee.
Ahh, I love The Addamses!
Calon Playboy
Aa dan dede sedang melihat katalog duty free di pesawat. Mereka sibuk mengagumi barang-barang yang ditawarkan. Setidaknya salah satu dari mereka.
Aa: *nunjuk barang yang dipegang model* De, look this is cool. I wanna buy this.
Dd: No, i wanna buy the girl only.
Cunihin pisan eta budak!
Aa: *nunjuk barang yang dipegang model* De, look this is cool. I wanna buy this.
Dd: No, i wanna buy the girl only.
Cunihin pisan eta budak!
Thursday, September 1, 2011
Bahasa Indonesia Dede
Masih inget si Dede, ponakan berwajah Indonesia berlidah bule? Kali ini dia menghibur hati dengan bahasa Indonesianya yang asal bunyi. Entah karena defaultnya emang bahasa Inggris, si Dede ini selalu salah denger/ngomong/mengerti dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Maklum, doi udah merantau dari jaman bayi.
1. Cistik
Setting di warung Bubur Margonda.
Dede mau makan listrik!
Hah?
Itu, dede mau makan listrik!
Cistik?
Iya!
2. Batu batere = Batuk Batere = Obat batuk
Setting: Teteh lagi ngomelin Malikitty yang lagi ngemut batu batere
Malikah, jangan makan batu batre!
Batuk batere buat adult ya, Mi?
Hah?
Itu.. buat batuk!
ROFL.
3. Kecewa
Setting: Kamar mandi. Gw lagi mau nyuci kaki Malikah. Ada beberapa sepupu yang abis ngasuh Malikah.
Gw: Ih ada Kecoa! Awas Malikah ati-ati jangan ampe keinjek!
Dede: Iya, Neng, awas nanti Neng injek kecewa.
Gw dan sepupu ROFL.
4. Tongkoko
Setting: Gw baru aja motongin kuku si Aa.
Dede mau tongkoko!
Mau apa? Koko? Koko Krunch?
Bukan!! (marah) Tong koko~
Apa sih tongkoko? *sibuk tunjuk sana sini*
Ituuuu~ Tongkoko!!! *tunjuk gunting kuku*
OOOHH... POTONG KUKU?
*Dede mengangguk polos*
5. Mule.
Setting: Dede nyanyi.
Awas ada mule~ Awas ada mule~
.... Maksudnya Sule, de?
Bukan Sule teh Nanien, Mule!
Masih banyak lagi kesalahannya yang menghibur. Yang pasti, logat si Dede beneran inggris banget. Pengucapannya beneran bule. Dia gak bisa ngomong 'R' biasa di logat Indonesia, bisanya 'R' bule. Contohnya,
1. Bi Nur jadi Bi Noowr.
2. Ular jadi Ulaawwr.
Kaya gitu deh. Kalo ngobrol sama dia pake logat Cinta Laura, dia gak akan ngeh.
1. Cistik
Setting di warung Bubur Margonda.
Dede mau makan listrik!
Hah?
Itu, dede mau makan listrik!
Cistik?
Iya!
2. Batu batere = Batuk Batere = Obat batuk
Setting: Teteh lagi ngomelin Malikitty yang lagi ngemut batu batere
Malikah, jangan makan batu batre!
Batuk batere buat adult ya, Mi?
Hah?
Itu.. buat batuk!
ROFL.
3. Kecewa
Setting: Kamar mandi. Gw lagi mau nyuci kaki Malikah. Ada beberapa sepupu yang abis ngasuh Malikah.
Gw: Ih ada Kecoa! Awas Malikah ati-ati jangan ampe keinjek!
Dede: Iya, Neng, awas nanti Neng injek kecewa.
Gw dan sepupu ROFL.
4. Tongkoko
Setting: Gw baru aja motongin kuku si Aa.
Dede mau tongkoko!
Mau apa? Koko? Koko Krunch?
Bukan!! (marah) Tong koko~
Apa sih tongkoko? *sibuk tunjuk sana sini*
Ituuuu~ Tongkoko!!! *tunjuk gunting kuku*
OOOHH... POTONG KUKU?
*Dede mengangguk polos*
5. Mule.
Setting: Dede nyanyi.
Awas ada mule~ Awas ada mule~
.... Maksudnya Sule, de?
Bukan Sule teh Nanien, Mule!
Masih banyak lagi kesalahannya yang menghibur. Yang pasti, logat si Dede beneran inggris banget. Pengucapannya beneran bule. Dia gak bisa ngomong 'R' biasa di logat Indonesia, bisanya 'R' bule. Contohnya,
1. Bi Nur jadi Bi Noowr.
2. Ular jadi Ulaawwr.
Kaya gitu deh. Kalo ngobrol sama dia pake logat Cinta Laura, dia gak akan ngeh.
Boboran
Boboran = Lebaran (bahasa sunda).
Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir batin.
Tahun ini mudik ke Tasik dengan rombongan baru, yaitu keluarga si Teteh. As usual lah ya, yang jarang ketemu/jauh yang lebih dinanti. (Dia udah 2 taun ga ketemu kakek nenek).
Jadi gw sempet mikir rada males ikut karena mungkin:
- gw ga akan dicari juga
- dan ga ada sodara seumur yang bisa diajak maen
- dan ketika mau mudik ternyata banyak donlotan baru yang menggoda banget kalo ga ditonton
- dan ada Himitsu no Arashi baru yang belom ditonton padahal udah lama ga fangirling.
I miss fangirling a lot
Perjalanan.
H-2 berangkat pagi-pagi. Jalanan lancar sampai menjelang persimpangan lewat Garut atau Nagreg. Berhubung yang nyupir jarang nyetir di Nagreg, kami lewat Garut. Mampirlah solat di Masjid gede pinggir jalan. Itu masjid asik banget karena di dalemnya ada kolam terapi ikan. Jadi orang-orang yang abis solat langsung rendeman sambil digigitin ikan. Geli geli seru. Inovasi yang keren. Plus ada seorang bapak yang berjualan cireng mentah. Bentuknya padet gulungan gitu. Lima rebuan. Ternyata enak banget, nyesel gak beli banyak. Orang Indonesia kreatif banget ya. Tepung terigu diaerin aja bisa jadi makanan.
Oh Mama Oh Papa.
Nasib sebagai perempuan lajang tertua di antara ibu-ibu dan anak-anak adalah....
1. Prioritas terakhir mendapat kasur
2. Prioritas pertama jadi babu
Karena tamu kali ini banyak dan tempat terbatas, yang macem gw ini harus nomaden. Berhubung udah gak ada pembantu disana, gw harus nyuci piring. Banyak piring.
Mendadak gw jadi inget kenapa gw males mudik.
Atas: Aa waktu kecil
Tengah (ki-ka): Vai, Aa, Me, Malikitty, Dede (with his famous senyum bajak laut)
Bawah: Dede-Aa kecil, dede waktu kecil
Tengah (ki-ka): Vai, Aa, Me, Malikitty, Dede (with his famous senyum bajak laut)
Bawah: Dede-Aa kecil, dede waktu kecil
Dan inilah update terbaru foto bersama ponakan. Dari dua jadi empat bije. Kalo diitung beneran enam bije karena lakinya tiga. Mehehehe.
Ngomong-ngomong, semua anak kecil di Tasik dan Jakarta dan Depok udah kena virus Maru Maru Mori Mori. Tangan Malikah langsung reflek muter-muter dan kakinya goyang-goyang kalo denger lagu ini.
Emang ini cuteness overload.
Subscribe to:
Posts (Atom)