Kemang lagi, kawan. Kali ini di Rolling Stones cafe. Perjalanan tergolong lancar, hanya tersendat karena menunggu dua puluh menit di terminal blok m.
Seru juga ngeliatin kehidupan orang-orang di terminal. Para pengamen dan pengemis yang sudah akrab saling bercanda dan berbagi giliran, mana metromini atau kopaja yang akan jadi tempat mencari nafkah.
Kadang ada yang berwajah kecewa karena metromini sasarannya sudah diisi temannya. Yang sudah di dalam metromini cengar-cengir seakan bilang, "kalah cepet niyee".
Setiap ada anak SMA yang lewat, kepala cowok-cowok menengok 180 derajat mengikuti arah jalan si remaja.
Eh giliran yang lewat cowok berotot, mereka diam saja. Padahal gw berharap mereka juga akan menengok. Ehm.
Perjalanan 605A menuju Rolling Stone cukup lancar. Kelewat lancar malah karena si supir nggak mau berhenti jika yang nyetop anak sekolah. Diskriminasi. Bahkan dia tidak pernah berhenti secara total. Jadilah gw turun sambil setengah berlari. Kalau bukan anak metromini, rasanya bisa jatuh terpelanting. Bahaya sekali :(
Sampai di kafe, ternyata nggak ada musola. Omg! Males banget liputan di situ kecuali kalau lagi ga solat. Jadilah solat di belakang pos satpam yang kebetulan kosong. Untung karpetnya bersih. Jarang ada yang solat kali ya, hahaha.
Kasihan banget dong para pekerja di rolling stone yang muslim terus nggak bisa ibadah. Ampun deh.
Ngomong-ngomong, gw masih nunggu Cinta Laura. Menurut jadwal sih mulai sekarang, tapi yaaa kaya ngga tau aja jam orang Indonesia. Ini sofa-sofa buat preskon aja baru diberesin. Yang udah rame dateng geng enpotenmen.
Dan cowo sebelah gw lagi mencoba membunuh gw lewat rokoknya. Arrrghhh.padahal ini kafe udah adem penuh pohon, dikhianati asap rokok!!!!
No comments:
Post a Comment