Ke Tanah Abang nyari batik bermotif klub bola daaaan bergumul dengan percakapan nyambung-tapi-gak-nyambung bersama orang Malaysia
Wara-wiri bingung cari sebuah cafe, denger-denger ada delegasi Indonesia-Malaysia lagi makan siang gitu... Ngapain? Itu loooh, pelem kolaborasi Indo-Malay yang judulnya Gerimis Mengundang.
Modal kesana cuma tau nama menterinya doang. Wajahnya gak tau, padahal belakangan baru ngeh kalo dia punya website yang banyak fotonya!
Mana telat.. itu kafe udah penuh sama orang-orang yang lagi makan. Daripada bingung lebih baik gw segera ke deretan prasmanan sambil nyari meja yang diisi rekan-rekan yang bawa kamera.
Ketemu! Dengan sumringah gw menghampiri mereka dan minta duduk bareng (untung ada satu tempat kosong). Begitu mengistirahatkan pantat, gw segera menyalami orang sebelah.
"Hai, saya Ini dari Anu," kata gw
"O..dari Anu? Saya XXX dari Malaysia,"
Eh. Lalu gw berdoa agar ilmu yang diserap saat nonton pelem korea subtitle melayu bisa berguna saat itu
Sempet paranoid bodoh menyangka jangan-jangan dia adalah aktor utama dari pilem inih. Tapi masa sih aktor duduknya di pojokan, bawa-bawa kamera. Tuhan, untung gw gak dengan polosnya bertanya:
"Kamu artisnya?"
Tengok kanan, ada mas-mas dari sebuah house production. Sodorin tangan lagi. Basa basi basa basi. Si mas nanya pin bebe.
"Saya gak pake bb.."
"Tapi henpon punya kan?"
Oh.. candaan yang menusuk kalbu.
MANA INIH KUIS GRATIS BERHADIAH BLEKBERIII? SAYA GAK MAU BELI BEBEE... (maunya android)
Lalu geng itu pun ijin keluar karena mau ngerokok. Gw yang masih ngunyah ditinggal berdua sama fotografer Malaysia itu yang manis sekali loh wajahnya looooh.
Korek-korek informasi.
"Eh, eh, menterinya yang mana sih?"
"Itu tuh yang itu.."
"Mana? Mana? Baju apa? Kacamata? Mana?"
Dia pun menyerah. Lalu memperlihatkan hasil jepretannya. Memberi tahu siapa saja orang penting yang hadir.
"Jadi saya panggil dia Pak Rais ya?"
"Bukan. Datuk. Datuk itu panggilan hormat."
"Oke. Datuk Rais ya?"
"Iya, Datuk,"
Untung gw nanya, soalnya yang gw ingat dari pelajaran subtitle-melayu-di-pelem-korea, manggil bapak di Malaysia itu 'Pakcik'. Lah mungkin gw bisa dikebiri kalo manggil menteri pake 'PAKCIK' sementara orang manggil dengan Datuk
Lupa total gitu loh soal istilah 'Datuk'. Mendadak gw rindu Upik sang bujang Melayu yang pasti bisa membantu gw memahami suasana di sini.
"Nah yang ini penerbit,"
"Penerbit? Penerbit itu apa?"
"Penerbit filem ini.."
"Penerbit? Sutradara? Produser?"
"Produser.."
"OOOOHHHH..."
Okeh kawan, penerbit itu produser. Gw pikir penerbit buku or apalah.
"Ini siapa?" Dia menunjukkan foto seorang Indonesia yang sedang diwawancara televisi.
"Indra bekti,"
"Indra Bakti?"
"No. Indra Bekti. Artis. MC. Artis. Terkenal. Famous lah di sini."
Kami pun berbagi informasi saling memberitahukan ini siapa, itu siapa. Sebenernya gw cuma berhasil ngasitau namanya Indra Bekti doang sih. Sisanya mungkin pejabat yang gw gak kenal, muhehe.
"Kamu dari paper kah?"
"Bukan, situs, online."
"Oh, kamu blogger?"
"Bukan...(sebenernya iya)"
Lalu gw menyebutkan situs anuan.
"Kalo kamu? Paper?" tanya gw,
"Saya dari...blablabla i cant understand bla bla bla..."
"Apa itu?"
"blablabla...blablabla.."
Sepertinya dia dari organisasi filem Malaysia gitu lah. Biar jelas gw minta deh kartu namanya.
"Minta kartu nama dong!"
"Kad nem?"
Lalu dia rusuh mencari di kantong celana dan tasnya. Nihil.
"Habis. Kau punya?"
"Saya juga habis.." Padahal emang belom punya hhihi.
Lalu matanya menangkap seseorang yang penting. Dia berdiri, tanda mau pamit sebentar.
"Kejap dulu ya.."
Oh yes.. ternyata subtitle melayu di pelem korea sungguh berguna!
Dia pun kembali.
"Kantormu di mana?"
"Dekat monas, tahu monas? Landmark Jakarta,"
"Monas? Tidak tahu,"
"Hemmm..."
Gw pun menyerah dan malas menjelaskan. Wekeke.
Datanglah seorang perempuan yang gw ingat sebagai jurnalis sekantor beda bagian. Bagai menemukan oase di padang pasir, gw pun menghampirinya. Kalo perlu gw peluk karena merasa terselamatkan dari kebingungan membedakan mana delegasi Malaysia, Indonesia, mana orang penting, mana staf, mana yang harus gw tanya, mana oh mana mana mana mana. Karena artisnya sendiri kagak dateng *tepok jidat*
No comments:
Post a Comment