Kemarin, gw dapet tiket gratis nonton Greenberg.
Dengan embel-embel gratis, gw datang ke Blitz untuk menonton film yang sinopsisnya aja gw ga tahu. Gw sempet sih googling dulu dan menemukan kata "Comedy Drama", yaudah hajar wae lah.
Orang beruntung yang gw ajak adalah Tante Poni. Kami menyusuri rel Depok-Manggarai, berdesak-desakan di TransJakarta Manggarai-Bunderan HI (sempet ketemu Agata yang sedang mengasah karir di I-radio, you go girl!). Berhubung aku dan tante Poni sama-sama dari daerah pinggiran Jakarta, kami ga terlalu apal sama rute Grand Indo. Nyasarlah kita dalam perjalanan mencari Blitz. Sampe di tempat parkir dikasi tahu sama segerombolan supir yang sedang bergosip. Malu ah ketauan anak Tamini Square :D
Di Blitz, akhirnya gw bertanya pada Nyanya: sebenernya Greenberg tentang apa sih?
sebuah pertanyaan yang harusnya dijawab sendiri sebelum berniat menonton
si Poni menjawab: 1. Tanpa plot. Tentang si Greenberg yang pemarah aja. Dan hidupnya.
terdengar gak jelas sih, tapi gw kadung membawa popcorn (gratis). Ya sudah lah. Gw tidak berekspektasi tinggi mendengar tidak ada plot.
Awal film dibuka dengan scene suasana yang menurut si Poni mirip Jakarta. Warna-warnanya malah bikin gw berpikir bahwa settingnya jaman dulu. Tokoh perempuan di film ini gendut gitu perutnya. Chubby lah. Gw senang, wah ternyata sekarang cw yang tidak bertubuh tulang belulang bisa masup bioskop. Hore! Tapi ternyata ada kenyataan pahit dibaliknya. Hiks.
Ben Stiller lagaknya bener-bener kaya orang yang disentil mati. Lemes banget ga ada gairah hidup. Lalu si Poni bilang, si Greenberg ini mirip sama karakter Ninomiya Kazunari.
OwEmJyi. Nino versi bule dan lebih tua! Tatapan mata yang penuh makna, penampilan berantakan a la pengangguran, sinis, kasar, dll. Tiba-tiba Greenberg jadi menggemaskan di mata gw. Greta Gerwig juga mengingatkan gw pada Anne Suzuki. Sambil nonton, gw membayangkan kalo film ini diperankan oleh dua artis jepang itu. Cucok.
Alurnya menurut gw sih menarik ya. Banyak quotes asoy yang menyentil hati.
Hurt people hurt peoplePerkembangan hubungan Greenberg-Florence juga manis. Apalagi gw sambil sok-sok menganalisis perubahan sifat Greenberg jadi lebih lembut dan manusiawi. Apalagi ada si anjing lucu yang meramaikan suasana dan membuktikan kalo Greenberg juga punya hati.
Endingnya? Saat credit title muncul, gw mendengar erangan orang-orang. Mereka mengeluh endingnya ga jelas, ceritanya ga jelas. Tapi gw merasa sangat jelas kok. Mungkin karena sudah dibantu dengan clue : tidak ada plot. Nyanya bilang, mungkin kita sudah terbiasa menonton film jepang yang ceritanya lempeng dan aneh dan gak jelas. Jadi ending semacam ini sih udah bisa dimengerti lah. Bener juga sih. Ending kaya gini sih jauh lebih bisa dimengerti daripada pelem jepang yang aneh-aneh.
Pulangnya, pukul 21.30..jalanan Jakarta masih MACET, saudara-saudara! Sumpah sumpah capek capek capek. Next time kalo gw dapet tiket gratis lagi, pulangnya akan menginap di Cendana atau Kepu atau pulang naik kereta saja.
No comments:
Post a Comment