Demi kemudahan update via handphone dan setelah menyadari enaknya Wordpress, gw memutuskan untuk hijrah.
Bye bye blogspot, hello NIENJU.WORDPRESS.COM!
Pernah, gw bikin enam tulisan (pendek) setelah datang ke Prescon Raid 2. Rasanya pusiiiiing banget karena itu -bagi gw- banyak informasi yang harus diproses dan diolah. Rekor deh buat gw.
Dari siang sampai sore rempong transkrip, edit, tulis, riset, syalalala. Dan saat itu subjeknya banyak, beberapa arteis dan beberapa isu.
Nah, kemarin, lebih gila. Satu arteis ane bikinin enam tulisan. Pencapaian yang lebih cihuy lagi adalah setengah tulisan gw didasari door stop yang bisa dibilang eksklusif. Hanya ada gw, dia, dan seorang anak media lagi sih, tapi dia ga ngerti apa yang gw dan narasumber bicarakan.
Eksklusif doooong.. Bangga dong pastinya karena si itu rada susah di door stop. I just happened to be in the perfect place with perfect topic.
Ngomongin apa sih? Apalagi kalau bukan jejepangaaan, dorama, anime, komik, koreaan!
Begitu wawancara rame-rame selesai, gw langsung nyodorin hape sambil ijin wawancara tambahan dan mengajukan pertanyaan yang sudah gw persiapkan.
So when the manager poke her to end the interview, she snapped "Ntar dulu gw belum selesai ini lagi bagus!".
Wow. Bahkan yang bilang "ntar dulu" bukan gue!
Lima menit berlalu, manajer udah ngeliatin. Sambil mengucapkan terima kasih gw segera berubah jadi fans gesit dengan mengeluarkan spidol permanen dan album.
"Minta tanda tangan dong.." #eaa
Dan spidol gw berpindah tangan saat para pewarta lain latah minta ttd. Hihihi.
Rasa puas adalah ketika berhasil wawancara dengan suasana menyenangkan di mana narasumber nggak merasa bete karena gue nggak nanya "apa kabar pacar?" Dsb dsb dsb.
Riset itu tentu perlu. Dan emang asoy kalau yang lo tanyain adalah sesuatu yang udah ngelotok di luar kepala. Benar-benar one thing lead to another yang mengalir karena lo tahu persis apa yang sedang dibicarakan.
Itulah mengapa gw selalu bacot kalo narsum suka koreaan dan jejepangan.
Gw selalu bahagia bila berhasil membangkitkan jiwa fangirl atau fanboy dari narasumber.
Dari ngomong yang behave berubah ke histeris jeritan "gila, gw ngefans banget man!". Kalo narsum udah begitu gw sungguh puas.
Gw selalu memuji bahwa acara yang diselenggarakan pihak Jepang atau Korea akan berjalan sesuai jadwal.
Ketika konsernya mungkin iya. Ketika konferensi pers? Pret.
Waktu Wonder Girls, nunggu sekitar 1-1,5 jam. Dan kemarin, Ukiss....satu setengah jam. Padahal udah bela-belain berangkat jam tujuh karena naik bis! Biasanya jam tujuh gw baru nyariin handuk loh.
Acara katanya dimulai setengah sepuluh. di undangan pun tertulis untuk tidak datang terlambat. Dan gw nyampe jam sembilan. Gokil yee ternyata udah rame aja fans yang ngumpul.
Menunggu dan menunggu. Anehnya konferensi pers diadakan di ruang terbuka di mana suara para fans TENTU SAJA akan mengganggu kelancaran acara karena mereka nggak berhenti jerit jerit saat acara dimulai.
Wajar sih kalau banyak pewarta yang ngamuk. Lah kita disana kerja, butuh ketenangan untuk mendengarkan apa kata narasumber, tapi speaker kalah total sama jeritan Oppaaaaa Oppppaaaaaa...
Sebagai sesama fangirl gw mengerti sih sulit menjaga kelakuan kalah lihat idola depan mata, tapi itu emang sangat mengganggu kerja pewarta. Gw maklum aja saat ada mbak mbak teriak ke arah kerumunan fans, nyebut nama binatang favorit "gue mau nulis berita!!".
Kalau mau sih, konferensi pers taruh di lokasi berbeda yang steril dari jeritan fans. Atau taro fans di ruangan kedap suara biar jeritan mereka hanya menulikan diri mereka sendiri.
Salut sama konferensi pers Jrock Evo atau Anime Festival Asia yang tertutup meski prosedurnya super rempong. Banyak aturannya. Maklum Jepun emang suka nggak santai. Pffft.
India lebih gila. Ngaret empat jam kan pas Shahrukh Khan konferensi pers. Itu bisa buat nonton film, tidur siang, dan mandi sore.
Minggu ini untuk pertama kalinya datang ke peluncuran buku. Yang pertama novel politik yang membawa Slank sebagai tokoh utama. Meski disebut ringan, bagi gw tetap memusingkan sih. Ohok.
Yang kedua, kemarin adalah buku ke- 27 Fira Basuki. Ngomongin soal novel, masa Iya Iif gak kesana? Dan bertemulah kami untuk pertama kalinya di area profesional. Asooyyy. Ketemu Iif berarti mendapat ilmu baru soal dunia novel. Maklum, dirinya juga penulis. Mbak Iif juga kenal sama para blogger terkenal gitu. Jadilah tadi gw diberi pengarahan singkat tentang siapa-itu-siapa-ini walau pada akhirnya gw lupa lagi mukanya.
Dan dan dan dan... Gw belum pernah ketemu penulis yang nyebelin. Semua yang pernah interaksi sama gw selalu ramah meski namanya udah selangit (baru sedikit sih).
Mbak Fira Basuki pun demikian. Sukses ya mbak novelnya!
Pengen deh punya recorder atau qwerty yang keypadnya seempuk pantat bayi demi kemudahan kerja. Dan juga ingin belajar nulis cepet.
Dan barusan ada dua pria tampan melintas tapi entah homo apa bukan (lagi nunggu bis di Sarinah).
Ngomong-ngomong, akibat malas beli oleh-oleh pasca liburan gratis ke Bali, cap kopet melekat kuat di kantor bahahahahha. Yang gw bawain cuma orang yang nitip, as in bakal ganti duitnya.
Setelah merasakan sulitnya mencari uang, gw jadi belajar mengendalikan pengeluaran loh. Beda sama jaman kuliah yang royal banget. Apalagi kalau udah banyak ngeluarin duit demi jajan atau beli tiket pesawat (YANG BELOM TENTU BISA PERGI SECARA BELUM PUNYA CUTI) sebelumnya.
Well u cannot pleased everyone :)
Antara menyenangkan orang lain tapi uang saku abis daripada dibilang kopet karena datang dengan tangan kosong, sudah jelas jawabannya.
Yang mau oleh-oleh sih ada kartu pos ad yang hrateisan jugak hihihi.
Nabung dong saya demi ketemu si dia di Tokyo Dome!