Selamat menempuh hidup baru di Korea,
ibu Maya! See you next term!
SEMESTER TUJUH TELAH DIMULAI!
Mahasiswa BaruTerharu deh aku menjadi salah satu mahasiswa paling senior di FISIP. Berasa pengen ngegebukin anak baru (loh kok bullying). Begitulah, kakak kelas kini sudah wisuda, beberapa teman yang ambil D3 juga udah meninggalkan kampus, beberapa kawan exchange ke luar negeri, dan yang terpenting dan harus distabiloin:
Jumlah mahasiswa baru banyak sekali! Berlipat-lipat dari yang sebelumnya!Hidup di Depok selama tiga tahun terakhir membuatku merasakan adanya perubahan. Tiap tahun, jumlah mahasiswa tajir semakin banyak. Hal ini ditandai oleh makin macetnya pintu masuk UI karena banyak mobil yang berjejer. Padahal, waktu tahun 2007, mobil pribadi yang berseliweran di UI gak sebanyak sekarang. Ckckckckckc.
Menginjakkan kaki di semen tanah FISIP, ada seorang mahasiswi celingukan panik. Melihat gw yang berjalan santai, dia langsung bertanya,
"Kak, dimanakah gedung G?"
Kalian tahu ga rasa deg-deg-serr ketika pertama kali pacar manggil kalian dengan kata "Sayang" ato "Eh gembrot" ato panggilan semacam itu?
Gw juga langsung deg deg serr dipanggil "Kak". Seakan menegaskan kalo angkatan 2007 lah yang sekarang berkuasa di jagat UI. Muahahahah. Norak.
Ternyata banyak juga mahasiswa baru yang bingung dengan gedung-gedung FISIP. Gw dengan baik hati menunjukkan pada mereka (baca: dua orang maba).
Buat anak FISIP ato anak UI yang mo ambil mata kuliah di FISIP, jaminan mata kuliah bakal asyik dan berguna adalah dari dosennya. Inilah beberapa nama dosen yang gw rekomendasikan untuk lo ambil matkulnyo:
1.Ade Armando
2.Nina Armando
Bahiklah, kembali ke topik awal: mahasiswa baru yang super duper membludak.
Jadi begini yah, FISIP itu tidak terlalu luas, tapi mahasiswanya banyak banget. Sekarang ditambah jumlah maba yang gak kira-kira (gw kalo jadi mahasiswa angkatan 2010 dijamin susah mengingat semua nama teman seangkatan yang ratusan!), jadi sumpek pek pek. Dimana-mana ada maba. Jarang deh ada tempat kosong, termasuk mushola!
Nah ini yang ngeselin, mushola FISIP tuh kecil banget dan ga cukup kalo dibandingin sama jumlah mahasiswa. Kebayang gak, pas gw ke mushola, orang-orang ngantri wudhu kaya antri sembako. Ternyata, AERNYA MATI! Ya ampun. Emang pas banget, tiap orang cuma bisa make aer setetes demi setetes. Cupu!
Makanya sekarang, gw dan para journalsista masih mencari tempat baru untuk sholat dengan nyaman. Salah satunya adalah dengan menginvasi kelas-kelas kosong di gedung baru. Kan masih bersih tuh. Untunglah si icrut kadang suka bawa sajadah. Kita udah kaya mahasiswa muslim yang kuliah di negara luar non islam deh. Sholatnya bergerilya dimana-mana.
Tempat fix sejauh ini adalah kelas di lantai tiga gedung Kom. Kelas coca cola ato sprite. Ato di gedung PAU yang dipake sama S2, ada kelas baru yang keren banget kaya bioskop. Kemaren kita numpang ngadem disitu sekalian sholat. Ihihi. Pokoknya selama seminggu ini gw merasa adalah suatu keajaiban bila kita ke Mushola FISIP dan bisa wudhu dengan air mengalir lancar.
Masih tentang maba, salah satu sisi positif jadi mahasiswa paling tua adalah lo bisa seenak jidat. Seperti salah seorang teman gw, sebut saja Nyanya (bukan nama asli) berkata
"Sekarang FISIP bau maba."
ROFL. No offense ya maba-ers. Kami hanya bercanda. Kami juga dulu seperti Anda :D
Sekarang, nametag tiap jurusan pun beragam. Nanti deh kalo gw rajin akan gw fotoin.
PerkuliahanAlhamdulillah, sekelas dengan para perempuan genit tukang ceng-cengin dosen yang gak tau diri (mahasiswanya, bukan dosennya) membuat hidup lebih berwarna.
1. Kuliah produksi berita radio, bersama
Dosen ini terancam asyik. Maklum, gw suka kuliah yang harus praktek praktek praktek inih. Hore! Di kelas, tiap anak ditanyain apa kelebihannya, sama si dosen dicatet, untuk kebutuhan di masa depan. Misalnya, kalo butuh jubir, doi akan menghubungi Minanti atao
Nyanya yang doyan ngomong, katanya. Ato kalo butuh donlotan akan menghubungi aku. Seperti itulah. Call me Ratu Donlot ya mulai sekarang. Aku senang karena tempat perkuliahan ada di lab komputer. Sayang sekali karena baru pindah tempat, koneksi internet belom lancar. Oh aku tak sabar ingin mengunduh sambil kuliah. Beruntungnya, teman-teman sudah mengerti akan kebutuhan primerku ini, jadinya mereka mungkin bisa saja membiarkanku ikutan mengunduh di komputer mereka agar lebih banyak file yang bisa didapat. LOL.
2.Kuliah produksi berita tipi. Bersama seorang produser trans tv. Asyik lah praktek lagi,
3.Seminar masalah komunikasi.
Awalnya tampak meragukan...ternyata dosennya lucu. Bukan karena dia ngelucu atau supel ato gimana, tapi karena dia sangat serius. Dan, gw tekankan sekali lagi, anak jurnal 07 itu kurang ajar sama dosen. Kadang kekurangajaran ini membawa manfaat, misalnya jadi akrab dan bisa minta traktir terus-terusan di restoran mahal yang membuat sang dosen kehilangan duit 5 juta untuk memuaskan hasrat makan kami. Begitulah. Nah, sang dosen seminar ini menekankan pad metodologi penelitian. Beliau mengajak para mahasiswa untuk aktif di kelas dengan melemparkan pertanyaan-pertanyaan. Tapi, yang terjadi malah suasana seperti kuis tebak kata.
"Hipotesis terdiri dari dua kata. Hipo dan Tesis. Apa arti Hipo?"
"Kudanil!"
Ajaibnya, sang dosen tidak berekspresi apapun. Tidak terlihat kesal ataupun terhibur. Dengan wajah datar dia terus menunggu jawaban. Ya kita cekikikan abis-abisan. Ngeliat kita cekikikan pun sang dosen tetap berwajah datar dan menunggu jawaban. Ya kita makin cekikikan. Pol deh serunya.
"Kalo bab 1 namanya kerangka masalah. Kalo bab dua namanya apa?""Kerangka jawaban!"
"iya..udah bener kerangka jawaban. Tapi tepatnya apa? Kan kita pake teori disini...""Kerangka jawaban teori!"
"Teori Kerangka Jawaban!"
"Jawaban Kerangka Teori!"
"Kerangka teori jawaban!"
"..... Susunan katanya dong, kata benda, kata sifat disusun yang benar..." *wajah datar kelelahan*
"Kerangka jawaban teori!"
"Teori Kerangka Jawaban!"
"Jawaban Kerangka Teori!"
"Kerangka teori jawaban!"
Sang dosen terlihat mulai makin gemas dengan wajah tetap datar.
"Kerangka Jawaban Teoretis""Ooooooooooooooo. Huahauhahauhauhauhauhau"
Rebek bener dah, doi cuma pengen ada yang ngomong teoretis tapi semuanya stuck di kata teori. Aduh bapak lucu sekali. Semacam itu deh suasana kelas. Bapak Ari dan Dodi dan Satrio, mohon kesabarannya untuk semester ini ya!