Tuesday, March 22, 2011

Nice Guy is Invisible

So yesterday, Bebek and I coincidentally met old friend from Junior High School on TransJakarta. Bebek recognized him first, maybe if I met him, i'd just smile because i forget the name.

He already works at government office, in front of the crowd Bebek just frankly asked him how much his salary! And he answered! Lol. Some people turned their head to us listened to the 'intimate' conversation (it was just 1-2 minutes after we said Hi). I poked Bebek to remind her, woy ga etis lu!

Then, after that Bebek asked him,

"Where was your highschool?"

Apparently he was in the same highschool with me and i forgot. I put a cool expression while tried to remember the memories from High School. I still didn't remember him at all! OMG. True, we weren't classmates for three years nor in the same peergroup so it might be natural if I forgot about him. But... We were in the same school for 6 years!

Maybe it's my brain. Or memory capability. Or he was just a nice boy who didn't really leave big impression to me.

Sunday, March 20, 2011

Hottest Night with 2PM

19.03.11

Berkat Rizu si tukang mencari kuis gratisan tiket konser/film/whatever, gw mendapat tiket gratis menonton 2PM di PRJ kemarin. Gw bukan fans berat, fans ringan saja. Masa-masa gak bisa hidup tanpa nonton 2PM (atau melihat acara yang menampilkan personilnya) sudah lewat di tahun kemarin. Tetapi mendengar mereka akan pamer otot untuk manusia di Jakarta tentunya cukup menggembirakan bagi himono onna.
Memanfaatkan ajang ini untuk melintah lagi di rumah himono onna #1 Kemayoran, gw pun membawa harddisk untuk upeti agar boleh mendonlot dengan fastnet Rizu. Sebagai perbandingan, waktu donlot di fastnet, kecepatan rata-rata 100kbps (bisa sampe 200an, paling lemot 70an kbps), sekarang saya sudah di rumah dengan speedy kuota 3 giga yang sudah lewat kuotanya, donlot mediafire hanya 9kbps. SEMBILAN KABEPEES. Sepersepuluh dari fastnet rizu yang bayarannya sama-sama 200ribuan sebulan. Hidup ini sungguh tak adil. FASTNET CEPATLAH DATANG KE JAKARTA TIMUR KODE POS 13890!!!!!!! Anyway, hasil donlot gw dalam 2 hari sama dengan hasil mendonlot 2 minggu di rumah (atau kalo lagi parah banget ya sebulan). Gw juga gak ngerti kenapa speedy di rumah gw sering banget bermasalah padahal gw udah setia pake speedy dari jaman SMA, pertengahan 2000an. Hhhh. Mikirin ginian bikin kesel aja.
Kembali ke 2PM, jadi ceritanya untuk nuker tiket harus bawa KTP asli dan print konfirmasi imel. Nah, pas gw cerita ke Rizu kalo gw baru aja ganti KTP (nomor induk kependudukannya juga ganti), si Riju sewot karena banyak orang di twitter yang nanya soal tuker tiket pake fotokopi ktp aja ga boleh. Padahal KTP yang gw daftarin buat kuis itu KTP lama yang tersisa Cuma potokopiannya aja. Dari 12 bulan di tahun ini kenapa lo harus ganti KTP sekarang sih? Kan kadaluarsanya masih lama. Katanya gitu. Takutnya gw gak bisa dapet tiket karena NIK nya beda dan potonya beda (lebih bulat). Sambil menghibur diri, gw pun pasrah kalau ga dapat tiket yang penting gw bisa donlot lebih cepet selama seharian. Agak-agak desperado setelah nyari-nyari info di twitter dan belum dapat kepastian apakah kasus KTP gw bisa terselesaikan dengan baik. Esoknya pertanyaan gw dijawab oleh pihak promotor bahwa gw bisa dapat tiket. UHUY! Otot-otot dari Korea, tunggulah diriku!
Sorenya, bersama tiwi, kami berangkat ke PRJ jam tiga sore. Walau pintu gerbang baru dibuka pukul lima sore, antriannya sudah gila-gilaan. Dengan excuse ‘kita kan bukan fans berat’dan ‘tenaga renta kaya ibu-ibu’ kami pun memutuskan untuk duduk-duduk dulu di tempat teduh. Menjelang dibukanya pintu gerbang, kami baru mengantri di paling belakang. Widih, ada seorang lelaki culas tinggi berkaos biru yang minum Pocari Sweat yang dengan lihai bisa berpindah dari paling belakang ke depan sekali. Ini patut dicontoh kalau anda culas.
1. Pura-pura menelepon teman di antrian sambil celingukan dan berkata ‘lo dimana? Lo dimana?’
2. Bergeraklah ke depan dengan kasual sambil terus berkata ‘lo dimana? Lo dimana?’
Begitu gw sadar lelaki culas tinggi berkaos biru yang minum Pocari Sweat itu sudah membawa ekor-ekor tikus berupa tiga biji cewe yang memanfaatkan keculasannya. Gw menyesal gak ngikutin rombongan culas itu karena gw tetep stuck di belakang. Jadi, kalau lo culas, silakan pake cara seperti itu dan dapat doa busuk buruk dari orang yang terzalimi seperti gw (semoga kakinya keinjek, semoga dia kejepit ketek-ketek bau di deretan depan). Atau, manfaatkan si culas dengan mepet di belakangnya dan ikutilah flow nyelak-nyelak dia. Dasar si culas!
Akhirnya bisa masuk ke venue. Deretan depan sudah penuh! Tiba-tiba bertemu rombongan teman SMA, lalu bertemu Ibu Maya (seneng deh kalo lagi dicariin ketemu ga sengaja), ketemu lagi sama Yuni dan teh Icha (gak sengaja ketemu juga soalnya sms Yuni soal posisi dia dimana baru sampe setelah acara selese) dan rentetan anak fisip yang demen koreaan.
Teringat pengalaman nonton di PRJ sebelumnya, gw dan Riju memilih berdiri jauh dari keramaian tapi tetap bisa melihat panggung. Dulu waktu konser Glenn, gw kejepit di bagian depan. Mana sesek nafas deket cowo-cowo bau ketek (maap banget yak, cowo kan keringatnya emang lebih bau. Sejauh ini kalo lagi berada di keramaian, gw jarang dapet cewe bau ketek. Kebanyakan laki) terus Glenn gak keliatan karena orang di depan gw lebih tinggi. Alamak! Ternyata menurut saksi mata yang berada di depan panggung, suasana cukup chaos karena orang-orang pada saling dorong sehingga banyak yang keinjek-injek dan kejepit. Waduh gak kebayang kalo gw disana, kejepit, dan gak bisa ngeliat wajah dan otot dari 2PM karena terlalu pendek (walo udah pake wedges dapet minjem dari ibunya Riju).
Waktu 2PM muncul dengan kostum hitam-hitam (untunglah gak pake eye shadow berlebihan), jeritan fangirls otomatis keluar dari tenggorokan gw. Gak nyangka gw bisa tereak sekenceng itu, efek melihat orang aslinya sih ya. Kalo liat di laptop kan jeritannya gw ada batasnya. Sambil nyanyi ngikutin irama gw pun senam jogging (lagunya 2PM enak buat senam) karena space tempat gw berdiri luas banget. Karena setiap Taecyon/Khunnie ngomong semua penonton menjerit, gw hampir gak bisa denger mereka ngomong apa. Mereka bilang ‘selamat malam’dan ‘terima kasih’ sih pastinya. Para fans 2PM pasti kecewa karena mereka Cuma tampil dengan empat lagu! Estimasi penampilan selama satu jam ternyata Cuma sekitar setengah jam, bahkan lebih pendek! E buset deh bentar amat bang! Padahal gak kebayang itu yang bisa dapet tempat di depan panggung udah ngantri dari jam berapa di PRJ demi bisa melihat pujaan hatinya. Yang pasti adalah, mereka semua kelihatan keren banget aslinya! Sudah bukan keanehan kalau televisi bisa membuat orang-orang terlihat lebih jelek. Nah, ini semuanya ternyata manis sekali terutama Junsu! Waktu jejogedan si 2PM banyak memberi fan service dengan liukan ala penyanyi dangdut dan buka-buka vest (gw dan Maya padahal udah siap tereak ‘buka baju!’ pake bahasa Korea untuk mengingatkan agar mereka pamer otot dada seperti yang sudah sering mereka lakukan kalau perform). Well, 2PM + goyang pinggul + goyang pantat + Pamer sedikit perut = zina mata/nikmat bagi himono onna.
Setelah mereka pamit dari panggung, penonton otomatis membludak pulang (ternyata kebanyakan pada mau nonton 2PM). Banyak yang nangis-nangis karena terharu. I understand. Kalo yang dateng Arashi, gw akan jual novel-novel langka gw demi tiket VIP terus ngantri dari pagi dan berusaha agar bisa beneran di depan panggung. Anyway, efek 2PM pada fans moderate kaya gw cukup gokil. Hari ini gw mimpiin Taecyeon. Uwooooow!
Untunglah si Tiwi ngerekam penampilan mereka pake BB (gak boleh bawa SLR/handycam) sehingga gw bisa mengingat lagi penampilan mereka yang hot di panggung. Bisa dipastikan keadaannnya gempa karena si perekam excited saat merekam, jadi bisa sambil tereak-tereak ato loncat-loncatan (kalo soal tereak, yang kedengeran tereakannya Yuni yang memanggil Chansung hihihi).
Kalo gw sih pengalaman gak konsen nonton sesuatu kalo sambil ngerekam, begitu pun Riju. Makanya kami sama sekali gak ngerekam apapun. Semua langsung dimasukin ke kamera mata dan disimpan di memori otak. makanya Riju pun membuat rencana untuk cari pacar yang mau ngerekamin konser gituan (kalo bisa si pacar bukan fans berat jadi dia bisa ngerekam tanpa ikut joget2 sehingga kualitas video enak dilihat).
Well, kapan nih promotor mau ngedatengin Arashi?

Tuesday, March 15, 2011

Opera Sabun: Pedih di Mata

Mata dan telingaku pedih sekali. Tolong! Saya terjebak di tengah orangtua yang terkena jerat sinetron. Memang, biasanya gw seperti kelelawar yang berdiam diri di kamar.

Tidak keluar seharian pun tidak masalah, mereka yakin gw di kamar. Padahal beberapa kali sebenarnya gw pergi saat orangtua tidak ada, ketika mereka kembali ke rumah, mereka yakin gw sedang di kamar. Alhasil saat gw pulang, mereka kaget 'Loh kirain di kamar!'. Padahal gw pergi ke kampus atau ke rumah teman. Parah yey. Maklum letak kamar gw cukup terisolasi dan tidak mudah diakses orangtua yang sudah malas naik turun tangga.

Beberapa tahun lalu, orangtua gw anti sinetron. Sejak menonton film Ketika Cinta Beristigfar (Judul disamarkan) Mami papi merasa tertarik saat akan ada versi sinetronnya di bulan Puasa tahun kemarin. Kalau ada ulama mampir ke rumah, mungkin akan beristigfar juga karena adanya sinetron ini bukannya menambah ilmu agama, malah menggoda untuk gak tarawih di masjid.

Dengan menganut prinsip Bagimu Hiburanmu, Bagiku Hiburanku, daku tidak banyak komentar karena sibuk berpacaran dengan laptop+Arashi. Salahkan televisi Indonesia yang isinya kebanyakan sampah sehingga banyak orang berubah jadi Himono Onna untuk mencari alternatif hiburan lain. Gw tidak sanggup berada di dekat televisi yang menyetel sinetron (apa saja) yang menyajikan backsound seperti adegan perang di film horor/thriller/herpot tetapi backsound ini dipasang di semua adegan. Mental gw sakit banget nih denger suara ginian, kuping gw berdarah. Kuping gw sakit mental. Kuping gw bisa gila.

Nah, sekarang mari membahas Global Warming. Tidak seperti cuaca di Gunung yang lebih dingin ketika lebih tinggi daratannya, kamar gw justru makin panas karena berada di lantai 2. Berhubung sering mati lampu kalo gw nyalain AC sembarangan, gw pun mengungsi ke bawah. Kalo udah stres banget sih buka jendela, bobo di lante sambil mantengin laptop dan ngenetan. Nah, sekarang lebih sinting lagi, laptop rusak, kamar panas, gak bisa ngenet di kamar. Yaudah gw hijrah ke komputer bawah yang seruangan dengan tipi.

Sekarang bokap udah stadium 4 positif adiktif pada sinetron. Di jam tertentu, adalah dosa besar bila gw memindahkan saluran sinetron ke saluran berita. Masalahnye, tipi hanya ada dua. Yang satu ditonton orangtua, yang satu di kamar pembantu. Gw pun cuma gigit jari. 'aku ambil kuliah jurnalisme tapi susah bener mau nonton berita!'. Emak pun tidak kalah ketagihan. Sering gw memindahkan saluran saat doi sudah tidur-tidur ayam, langsung loh beliau terbangun kalo gw mindahin saluran. Setelah dibalikin ke saluran sinetron...doi ngorok lagi. Yaelah!

Wahai para pembuat sinetron, sekarang ini saatnya kalian plagiat! Tirulah drama Korea/Jepang yang jumlah episodenya sedikit, tetapi ceritanya jelas. Soundtrack Drama Korea/Jepang pun ditangain dengan serius oleh orang musikus handal sehingga bisa dinikmati telinga sampai dijual musiknya (gak cuma ngeok-ngeok bas, terompet, drum gak jelas). Tirulah car apengambilan gambarnya yang sangat dinamis seperti film. Gak cuma mengandalkan close up wajah sehingga bisa saja aktor dan aktrisnya berakting tanpa pakai celana karena toh sangat jarang bagian bawah badannya/full body akan keliatan di tipi. Kasihanilah nasib rakyat kecil yang gak punya pilihan banyak untuk hiburan dan malah jadi terbodohkan dengan sinetron yang inti ceritanya gak jelas (karena jumlah episodenya ratusan gila-gilaan) dan gak menginspirasi apalagi menambah ilmu. Lihat aja drama News no Onna (Anchor Woman, dulu di Indosiar) yang jadi awal mula ketertarikan gw pada broadcasting. Atau Janggeum, yang memberi ilmu resep masakan bagi para ibu-ibu. Dan banyak lainnya. Dulu, sinetron Indonesia pernah mencapai prestasi yang baik. Saat jam tayangnya masih seminggu sekali, ceritanya masih masuk akal dan tidak dipaksakan, bintang-bintangnya berbakat, gambarnya dinamis (gak melulu close up bibir menye-menye). Gw rindu Sinetron Cinta (Dessy Ratnasari, Primus), gw rindu si Cecep (Anjasmara). Sekarang pun gw bertanya-tanya, saat masih addicted sama sinetron itu, apakah gw yang masih bodoh atau memang sinetron jaman dulu kualitasnya jauh lebih bagus ya?

-Ditulis sambil mendengar musik latar Putri Yang Ketuker. Kuping saya berdarah, mentally.

Thursday, March 10, 2011

opor-tunisia

Beberapa orang bilang gw oportunis. Sampe julukan gw adalah Lintah (sebagai perbandingan, ada juga yang dipanggil Kucing Kampung/ Bulu Babi etc). Tukang memanfaatkan orang. Bisa memanipulasi agar orang lain melakukan hal-hal yang bermanfaat juga buat gw. Kalo lagi sensitip terasa sedikit ngilu juga sih dibilang kaya gitu, tapi biasanya sih santai saja. Bener kok gw oportunis. Masa kalo ada kesempatan bagus gak diambil? Contohnya, menebeng. Dari jaman SD sampe sekarang, gw selalu mencari tebengan untuk menghemat ongkos dan tenaga (kalori yang dibakar ketika menunggu angkot ngetem cukup besar).

Tapi, ada satu hal yang harus ditulis tebal. Oportunis tidak sama dengan parasit. Jadi, nama Lintah mungkin tidak cocok buat gw. Mungkin lebih tepat burung-yang-makan-kutu-di-badan-kudanil.

Yang HARRRUUUS diingat oleh para oportunis adalah prinsip WIN WIN SOLUTION. Jangan sampai orang yang memberi kebaikan pada lo direpotkan dan dijahati. Berikan manfaat pada orang tersebut. Misalnya, saat gw selalu menginap tiap minggu di Kosan Yuni dan Syilfi. Gw memang lintah, menyedot Energen dan makanan di kos tersebut, malas cuci piring, ngabisin air mandi, tetapi:
1. Gw membawakan donlotan
2. Mereka gak keberatan


Oke, mungkin kadang-kadang mereka keberatan, tapi yang penting kita sudah dapat restu. Yeah. Begitu, oportunis pun ada aturannya.

Baiklah, saya simpulkan lagi. Oportunis itu boleh asal..

1. Simbiosis mutualisme
2. Dapat restu dan ridho dari orang yang bersangkutan

Gak boleh maksa. Boleh sih maksa kalo akhirnya bisa mempersuasi dengan damai, hehehe.

Jadi, kalo ada yang memanfaatkan orang lain tanpa memberi balas jasa, buat gw itu bukan oportunis, tapi parasit.

Waktu SD, ada seorang bully merangkap temen masa kecil. Sebagai teman seojek sewaktu TK, hubungan kami tidak sedekat Shinichi-Ran. Dia selalu memalak duit jajan gw sambil mencaci maki postur gw yang sudah bulat. Gw pun balik mengatai mulut dia yang monyong sejak lahir. Walau selalu dipalak dan dikata-katai, gw yang masih berhati suci tidak berkeberatan memberi contekan tiap hari pada orang itu. Jadi, siklus hidup dia dari pagi-siang/sore adalah malak dan ngata-ngatain gw. Malamnya dia datang ke rumah membawa buku tulis dan siap mencontek PR gw. Entah kenapa gw saat itu tidak marah dan selalu memberi contekan. Itulah salah satu contoh parasit yang direstui.

Kalau hal ini terjadi sekarang, mungkin gw sudah membalas kejahatan dengan kejahatan. Air tuba dibalas dengan air limbah comberan Ciliwung. Seri deh.

Begitchu, kadang-kadang bilang NGGAK! pun perlu loh kalau posisi kita merugi. Mungkin terdengar egois, tapi gw gak suka mengorbankan diri demi orang lain kecuali gw memang rela dengan senang hati. Tapi, mengorbankan diri demi orang lain dengan hati tak senang? No way lah yaaa~

HIDUP OPORTUNIS!

Monday, March 7, 2011

Susan, kalo gede mau jadi apa?

Apa cita-citamu?
Saya mau jadi istri pilot.


No need saying Attention please, i already give mine fully to you. Komanechi pose makes you look...well, still hot.

His best cosplay so far. Man in uniform? Auwoooo.
Sebelum ada tali, gw belum bisa keluar dari sumur. Layaknya Sadako. Selalu saja kejebur di spot yang sama bertahun-tahun. Semoga tahun depan/ next event gw bisa bebas keluar dari sumur dan bertindak tanduk seperti apa adanya :p

Tuesday, March 1, 2011

Blame it to the a-a-a-a-a-alcohol

Episode Glee yang kemarin seputar alkohol. Tumben-tumbenan lagunya lagu ajeb-ajeb yang bikin gw pusing. Tapi dengan suara si Artie, gw jadi ketagihan (dengerin lagu tentang) alkohol.

Gara-gara nonton Bartender, gw jadi penasaran pengen liat aksi bartender asli di Jakarta. Sayangnya lingkup jajan gw gak pernah ke bar atau café yang ada barnya. Tapi, minggu lalu saat membantu/nemenin eksekusi TKA mbak Lei ke Kota, gw akhirnya menyambangi Café Batavia. Ada barnya! Sayang sekali si bartendernya lagi gak bikin minuman. Padahal gw pengen liat. Terus pas lihat menu, lihat harga minumannya.. ajegile! Ampe jutaan? Serem amat deh.

Terus gw cerita sama ipar yang gaul, nanya apakah ada minuman di bar yang gak beralkohol soalnya gw pengen coba. Dia ketawa, katanya gak ada. Dia pun memberi nasehat kalau nyobain alkohol itu perlu. Jangan sampe mabok. Cuma biar tahu rasanya dan ntar ga ditipu orang gitu katanye. Hmm. Kalo Cuma di lidah doang trus dimuntahin lagi gak ditelen, tetep dosa gak sih? Wehehe. So far sih gw belum tergoda nyoba alkohol, duren medan cukup buat gw. Selain efek mabok kalo kebanyakan, kentut dan pipis jadi bau banget. Dulu waktu makan sushi, temen-temen pecinta babi macem si Dachi nyobain sake. Karena baunya kaya tape, gw jadi males nyobain. Ahaha. Ntar deh gw coba rebus tape, siapa tau airnya kayak sake. Terus bisa deh jualan sake halal, LOL.

Tapi gw liat di dorama Bartender ada tuh minumah yang gak ada alkoholnya. Nyemm. Something-collin gitu. Kalo ntar gw ke bartender minta milk shake gimana ya? Kan tetep pake shaker juga J

Oiya, trip ke Kota bersama Lei cukup menghibur karena gw akhirnya nyobain rute baru busway koridor 9. Naik dari Pinang Ranti-Semanggi-Kota. Ketemuan sama MC gaul Mightybangs plus Mr. Toraja. Dasar anak kampung Jakarta Timur, gw belum pernah masuk ke museum yang ada di Kota selain Museum Bank Mandiri. Alhasil gw bukan ngebantuin, malahan asik sendiri liat-liat museum Fatahillah dan Wayang, sama apa tuh yang keramik-keramik. Gak konsen juga sih karena sambil syuting. Kalo ada waktu mau main kesana lagi deh dengan tujuan belajar :p

Selanjutnya, soal lemak. Kemarin ngukur badan buat bikin baju lagi, busettt lingkar badan bertambah lagi lho! Padahal gw makannya gak kemaruk banget. Iya sih, ga pernah olahraga lagi.. Bahkan emak gw komentar, ‘kayaknya kamu minum aer juga langsung jadi daging deh’. Jleb!

 
design by suckmylolly.com